Revitalisasi Patung Kuda Sebagai Wajah Unsoed, Sementara Fasilitas Masih Butut

Oleh: Swaritz Vloszaby Abbya

Foto: Swaritz Vloszaby Abbya

Tiap fakultas di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) memiliki fasilitas masing-masing untuk menunjang kebutuhan mahasiswa. Akan tetapi, para mahasiswa masih kurang puas dengan fasilitas yang telah diberikan. Entah laboratorium yang kurang memadai, kebutuhan ruang kelas yang kurang, dan masih banyak lagi.

Salah satunya Ofa yang merupakan mahasiswa Pendidikan Jasmani, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan (Fikes). Ia mengaku bahwa sarana dan prasarana di jurusannya masih tergolong minim. “Mulai dari lapangan untuk praktikum itu kita masih banyak yang rusak, banyak yang bolong-bolong, dan untuk fasilitas seperti ring basket atau peralatan yang sifatnya untuk praktikum itu kurang memadai dalam segi kuantitas maupun kualitas,” ujar Ofa ketika diwawancarai oleh awak Sketsa pada Kamis (12/10).

Adapun Sadam, mahasiswa Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), mengeluhkan tentang bangku kelas. “Kita di kelas masih pake bangku yang kayu gitu, loh. Dimana kita menggunakan bangku kayu ini akan tidak nyaman jika durasi kuliahnya itu lama,” ujarnya ketika diwawancarai oleh awak Sketsa pada Jumat (27/10).

Berbeda dengan Ofa dan Sadam yang mengeluhkan fasilitas untuk kegiatan belajar mengajar. Safa, mahasiswa Fakultas Peternakan justru merasa lebih membutuhkan working space atau tempat untuk belajar sendiri maupun berkelompok. Ia mengatakan bahwa tempat belajar yang ada di Unsoed masih kurang.

Foto: Instagram @sscpurwokerto

Namun, dengan banyaknya keluhan tersebut, Unsoed tidak membenahi fasilitas dan sarana prasarana yang ada. Unsoed malah melakukan revitalisasi patung kuda dengan menganggarkan dana sekitar satu miliar rupiah untuk proyek tersebut.

Waluyo Handoko, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Hubungan Masyarakat, mengatakan bahwa pembenahan fasilitas sebenarnya tergantung dari fakultasnya masing-masing. “Dalam perencanaan itu, kita sebetulnya yang utama adalah usulan dari fakultas-fakultas,” ujarnya ketika diwawancarai awak Sketsa pada Senin (20/11). Handoko juga memperjelas bahwa pihak Unsoed bukan tidak mau membenahi fasilitas dan sarana prasarana pada tiap fakultas, hanya saja fakultas yang bersangkutan tidak memberikan perencanaan yang jelas.

Proyek revitalisasi patung kuda ini juga dilakukan bukan tanpa pertimbangan. Handoko menjelaskan bahwa proyek ini kaitannya dengan “wajah” Unsoed, sehingga tidak dapat dikatakan tidak penting. “Jadi, kalau bilang kenapa lebih mementingkan (revitalisasi patung kuda-red), tidak bisa bilang karena lebih penting ini (fasilitas tiap fakultas-red), kan tergantung kesiapan dan usulan serta kebutuhan dari fakultas masing-masing,” jelasnya. Ofa dan Sadam mengatakan bahwa mereka belum sepenuhnya mendukung proyek revitalisasi patung kuda. Ofa menjelaskan, anggaran tersebut lebih baik digunakan untuk pembangunan fasilitas maupun laboratorium yang ada di Unsoed. Sama seperti Ofa, Sadam menganggap bahwa ada banyak fasilitas yang perlu ditingkatkan. Namun, ia juga merasa patung kuda adalah hal pertama yang dapat masyarakat luar lihat. Tak jauh berbeda dengan Sadam, Safa menganggap bahwa proyek revitalisasi patung kuda akan membuat Unsoed terlihat lebih bagus di mata dunia. Oleh karena itu, mereka menganggap pembangunan patung kuda ini juga ada manfaatnya.

Reporter: Swaritz Vloszaby Abbya, Balqist Maghfira Xielfa, Desi Fitriani, Afif Fadhilah Iftiar, Aura Saintia Transendenti, Tania Dinna Pratami

Editor: Desi Fitriani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *