PANTUN

Apa Itu Gagal?
PANTUN, SASTRA

Apa Itu Gagal?

Oleh: Zahra Nurfitri LailaMakan ayam pakai piring kacaPiringnya jatuh kemudian pecahHidup kadang suka bercandaKemarin di atas sekarang di bawahMasak kentang balado atiEh, ternyata lupa masak nasiPutaran waktu tak lelah berhentiSemakin tua semakin mengujiKukus sayur di atas nampanDi bawah nampan ada rak sandalJatuh bukan tanda kegagalanBahkan tak ada yang namanya gagalBikin bubur pakai daun pandanDaun pandannya masih punya akarSenyuman itu membahagiakanLayaknya tekad yang kerap menularPagi-pagi makan kacangKacangnya tumplek terbang-terbangKesuksesan hak semua orangYang berusaha ialah yang menangEditor: Miqda Al Auza'i
Carut Marut Pendidikan
PANTUN, SASTRA

Carut Marut Pendidikan

Oleh: Ahmad Fahri Sya’bani Ilustrasi: Linggar Putri Pembajeng Ke Korea Selatan beli nanasPenjualnya adalah Jungkook-nimMau menuju Indonesia emasDengan fasilitas pendidikan minim Ayah ibu sedang jalan-jalan Sedangkan aku tidak boleh keluarPendidikan diperjualbelikanUntuk mereka yang membayar Ke pasar tidak bawa duitKetika pulang bawa kasurMau belajar aja dipersulitDengan berbagai macam prosedur Jalan-jalan ke Pulau NiasSampai sana beli buahAnggaran pendidikan mau dipangkasKualitasnya masih rendah Ke pasar malam buat jalan-jalanBersama kekasih berdua-duaanPemerintah harusnya mencerdaskanBukan menyebarkan kebohongan Editor: Zahra Nurfitri Laila
Makhluk Tuhan Paling Sempurna
PANTUN, SASTRA

Makhluk Tuhan Paling Sempurna

Oleh: Desi Fitriani Ilustrasi: Sri Hari Yuni Rianti Pergi ke kota bertemu AnyaJalan bersama mencari makanAkulah manusia, katanyaPuncak tertinggi kehidupan Sore hari bermain bolaMalamnya dimarahi papaBanyak mau besar kepalaTak pernah sadar ia siapa Kucing lari berburu tikusSayur mayur dimakan kelinciMakhluk rakus selalu hausEgo pribadi adalah kunci Kayu lapuk terlalu rapuhHingga mengganggu terlalu bauTidak segan saling membunuhUntuk dapat segala yang dimau Jangan sedih, jangan meranaHingga hidup jadi sia-siaDasar makhluk paling sempurnaManusia yang tak seperti manusia Di kebun binatang ada jerapahLihat dari jauh supaya amanSering merusak tanpa bersalahHingga masa depan jadi ancaman Hasil bumi laku terjualDibayar tunai dengan harga mahalPercuma dianugerahkan akalJika ...
Si Miskin Besar Hati
PANTUN, SASTRA

Si Miskin Besar Hati

Oleh: Priya Oktaviana Purwandhani* Ilustrasi: Alil Saputra Ke kebun binatang melihat pandaPandanya tersenyum bahagiaIndonesia negara kaya rayaTapi rakyat miskin di mana-mana Pergi mengaji ke takbir akbarSambil membawa semangkuk kolakPejabat koar-koar ingin didengarRakyat cukup diam tanpa mengelak Mandi pagi hari mau ke mana?Sudah wangi, eh ingin berakKenyataannya hak rakyat di mana?Justru dijadikan seorang budak Coklat manis made in SwediaHarganya membuat mata terbukaSi kaya semakin berwibawaSi miskin hanya menutup luka Pelukanmu sungguh eratMembuat hatiku terperanjatPeraturan sangatlah ketatMembuat sengsara para rakyat Barak Obama orang AmerikaSangat-sangat bersahajaPejabat bilang A ya harus ARakyat hanya iya-iya saja Esok hari pergi ke KenyaJangan lupa bertemu Mar...
Pendidikan di Pelosok? Entahlah
PANTUN, SASTRA

Pendidikan di Pelosok? Entahlah

Oleh: Muhammad Fauzan Akbar Dewanto* Ilustrasi: Alil Saputra Diskon harga di swalayan Semua orang datang kegirangan Pendidikan penting didapatkan Segala usaha akan diperjuangkan   Main api bersama teman Api menyala, tiba-tiba padam Bagaimana bisa memperoleh pendidikan Jarak jauh, perjalanan separuh malam   Murai terbang ke pohon tinggi Keong kecil memakan sawi Sungai dan jurang harus dilalui Demi mencapai sekolah kami   Halaman samping terasa sempit Penuh batu yang tertumpuk Sekolah di sini hanya sedikit Sudah kumuh, bagai mau ambruk   Banyak kasus tertulis di kertas Hakim diminta bekerja keras Pelajar dituntut menjadi cerdas Tapi tidak diberi fasilitas   Makan itik bareng gebetan Bagian paha menjadi rebutan Maksud hati ingin mendapat pendidikan Biaya besar tak bisa dicukupka...
KE MANA HILANGNYA DEMOKRASI?
PANTUN, SASTRA

KE MANA HILANGNYA DEMOKRASI?

Oleh: Firliana Indah Safira* Ilustrasi: Alil Saputra Tanah berlereng mudah erosi Membuat warganya perlu siaga Indonesia negara berdemokrasi Tapi sayang hanya sebatas nama   Legitnya potret masakan kakap Terasa menggugah di lidah manis Rakyat proletar terdiam senyap Terbiasa jadi tawaan borjuis   Ketuk terdengar pada sebuah pintu Dibukakan rupanya ada manusia Sungguh bejat para wakil rakyat itu Banyak bergaya, kerja tak nyata   Ke pasar malam membeli arumanis Jajanan ini terbilang familiar Bercita-cita mengonsep demokratis Namun banyak suara enggan didengar   Kilatan petir meraung cepat Hujan turun mengaliri bumi Bukankah kita bebas berpendapat? Lantas kenapa masih dibatasi   Berdikari kokoh pohon cemara Potretnya indah menyejukkan hati Hendak bagaimana ca...