Apa Kata Tuhan?

Oleh : Gita Amalia Suherlan Delapan belas April 2016, pertama kalinya saya melihat pekerja seks itu…

Langkah Liar Lunar

Oleh: Nurul Irmah Agustina Gelombang hitam yang lembut mengalir secara alami di sepanjang bahu dengan selapis…

Nyonya Malik Sang Tembiluk

Oleh: Widyana Rahayu Ilustrasi: Widyana Rahayu Lagi, sebuah kapal nyaris tenggelam. Dalam seminggu ini, dua kapal…

Di Mana Mawar Iblis Berduri Itu?

Oleh: Nurul Irmah Agustina Dahiku mengernyit seusai membaca pengumuman peringkat paralel jurusan IPA angkatanku. Di sana…

Selamat Ulang Tahun

Dari pagi hingga sore hari, warung seafood tempat Arin bekerja ramai disinggahi pengunjung. Tak henti-hentinya orang datang, membuat ia dan beberapa pekerja lainnya sempat kerepotan. Namun, Arin bersyukur, itu tandanya warung ini makin banyak peminatnya. Itu juga berarti warung ini tidak jadi ditutup. Beberapa bulan lalu, warung ini  sempat diisukan tutup. Sebagai orang yang sudah berkerja di warung ini semenjak berdiri, Arin tentu sedih. Selain itu, jika warung ini ditutup, ia harus mencari pekerjaan baru. Untung saja, hal buruk itu tidak terjadi.

Pertemuan yang Tak Dinantikan

Percakapan telah usai, meninggalkan dia seorang diri dengan senyuman hangat yang mendesak memenuhi seluruh penjuru ruangan. Ditatapnya pantulan dalam cermin itu. Dengan puas dia puji kesempurnaan yang sudah terencana dengan sangat matang. Tidak ada satu pun persiapan yang luput dari perhatiannya. Semua dia lakukan untuk terlihat sempurna pada pertemuan ini.