Oleh : Rizka Noviana Eka Mulyaningsih
Langit sepenuhnya hitam
Bak tinta yang menetes dari kuas
Mendarat di kertas kusam
Beruntung tak di atas alinea
Seberkas cahaya bersemi
Sudah tiba, sang bulan sabit
Biarpun bukan mentari
Setidaknya harapan mulai terbit
Merancang siasat matang-matang
Bahan bakar sudah terisi separuh
Berlari secepat kilat
Berlayar jauh melupakan penat
Mencari tempat berlabuh
Tiba-tiba tersesat di buana utopis
Haluan teralihkan kemudian
Jejak kaki mulai tak nampak lagi
Muslihat menjadi teman
Jiwa lemah yang beranjak bangkit
Pendamba purnama nan anggun
Serta para dayangnya yang jelita
Sekarang kembali hilang arah
*Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman