Di Mana Mawar Iblis Berduri Itu?
Oleh: Nurul Irmah AgustinaDahiku mengernyit seusai membaca pengumuman peringkat paralel jurusan IPA angkatanku. Di sana memang terpampang namaku di urutan puncak, Sarah Prasetya. Impian besar yang terasa hampa sebab menetas tanpa cangkang. Cangkang yang selalu mencegat ambisiku, ialah rivalku. Perlahan, tercium keanehan mengakar dalam jiwaku dan aku pertama kalinya bertanya perihal tak berguna. Di mana rivalku yang kerap mengalahkanku? Di mana namanya? Di mana Laras Maharani?Awalnya aku tak menyebutnya rival—ini bermula dari tatapan merendahkan yang dilayangkannya untukku, saat itu. Tentu hatiku terusik hingga membakar rasa kesal yang berujung dendam. Aku benci dengan sebuah tatapan meremehkan. Setiap kali mata kami bersirobok, pasti ia akan mengerling sengit lalu menumpahkan segumpal kata...