Hentakan Palu
Kenapa orang sejahat ini masih merengek-rengek untuk melanjutkan hidupnya? Bukankah kehidupan dua belas orang lain berakhir di tangannya sendiri? Kenapa dia masih bisa mengeluarkan gonggongan tidak masuk akal hanya untuk mengulur beberapa menit hidupnya? Kenapa dia masih bisa berbicara seperti tidak melakulan kesalahan apa-apa? Manusia macam apa yang masih mengatasnamakan keluarganya setelah mengambil anggota keluarga orang lain entah apapun alasannya?
ANTARA PENANAM, PENJANJI, DAN PENGEPUL
Ketika kata sudah tak bisa terucap, mungkin tulisan bisa jadi bahasa untuk mengungkap, jika tulisan pun masih tidak bisa menyingkap, biarlah Tuhan yang jadi penggarap
Baju Loreng
Oleh: Rofingatun Hamidah** Cuaca yang terik siang ini bercampur dengan bising suara teriakan dan isak tangis…
Langit Biru
Oleh : Rofingatun Hamidah Suatu siang yang terik kau berujar padaku bahwa langit begitu indah. Mirip…
Kadrun dan Kadrin
Oleh : Afifah Dwi Marhaeni Di sebuah desa yang tak perlu disebutkan namanya, hidup lah dua…
Semanis Senyum Mardiyem
Oleh: Reni Nuryanti Sudah hampir sebulan Mardiyem jadi pendiam. Senyumnya tak lagi mengembang. Padahal kata orang,…