SAJAK

Rangkaian kata penuh makna yang tergabung dalam alunan syair simbol peristiwa

Metamorfosa
SAJAK, SASTRA

Metamorfosa

Oleh: Muhammad Zaky Kau hadir di tengah padatnya dunia Dari selasih jadi segumpal bola Tahap demi tahap kau sempurnakan ragamu Agar kau siap hadapi dunia Perlahan mata terbuka Mencoba menatap sadisnya dunia Kau coba merengkuh masa depan Dengan jemari mungilmu Waktu berlalu hingga tubuhmu ereksi Kau langkahkan kaki dan kau tatap dunia Sejuta asa kau cipta ribuan warna kau rasa Dalam dimensi bernama imajinasi Bersiap! Inilah saatnya menatap dunia. Pikiranmu mungilmu berisi euforia Belum kau kenal kejamnya dunia Setahap demi tahap kau rangkakkan raga Menuju dunia nyata yang makin tak jelas Selamat datang di bisingnya dunia Suatu nyata yang tak pernah kau duga Ingatkah engkau atas asa yang pernah kau cipta? Semua sirna tanpa adanya sisa Kala lisan tak mampu berkata Kala ...
Eja Kula Si Posisi
SAJAK, SASTRA

Eja Kula Si Posisi

Oleh: Sucipto, Nurhidayat, dan Supriono Menjamah hingga membelah Membabi buta tak tau arah Tak jelas membela atau memerang Jika aku kan kukikir hingga kikir Hunusan tak salah menyayat Menunjuk dan mengengkaukan Sampai tak ada cermin tuk berbicara Bodoh! Seolah bumiputera bersalah Sang telanjang dilucuti Hingga intisari nadi tak terperi Denyut maut merenggut Pasal apa jepit pateri murca? Ini mosi lebih dari tak percaya Sumbang dalam hamparan kefasikan Lidah berdarah, pena patah terbelah-belah Seolah kecelakaan hibrida padahal monoproblema Legitimasi sayap-sayap hitam Ha hilang Na melayang Jangan sampai kulempar kutang Mustakim tersamarkan debu asap yang kian mengemas Ah itu hanya postultat penjilat Kilau-klilau silau menerpa netra buta jelata Hahahaha! Aku termenung d...
Negeri Karam
SAJAK, SASTRA

Negeri Karam

Oleh: Bernadeta Valentina* Masih terlalu gelap. Jarum jam memulai Kisah terik, dedaunan kelam Detak nafas. Memburu hidup Jejak kecil rindu kampung halaman Dengungan mesin, ombak dalam bau mur Darah atau keringat tak tahu yang mana Saat itu dihadapanku, sejauh dunia Nahkoda tengik dan kapal karam Wanita-wanita memanggul ikan. Saat itu, Hanya ada satu negeri Sebuah kisah, hilang Lalu, tubuhku luka. Sebentar lagi hancur Sebentar lagi Masih bisa, aku berdetak. Di pinggiran Losmen ramai. Dengan bekas air hujan Semoga air dari negeri karam itu Samar, deru kapal berkumandang Kubayangkan, ukiran tulisan ibuku Aku mencintaimu Lalu aku pulang. Masih terlalu gelap. Jarum jam memulai Kisah menguburkan seorang anak. *Mahasiswa Kelautan Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpms...
Kumbang Rembang
SAJAK, SASTRA

Kumbang Rembang

Oleh: Sucipto* Meraung-raung saung biru di temaram Tak peduli dromologi semakin meninggi Bercaping dan bersarung tahan hantam Semakin dihantam semakin tinggi nyali Diinjak di atas kaki bergerigi Tak peduli! Hati tetap tahan jeruji Mulut dibungkam, telinga dibentak Tak ada urusan. Tetap tak bergerak! Jungkat-jungkit besi makin kokoh berisi Mondar-mandir di tengah nadir Mengutus aparat yang semakin keparat! Mencekik, tak peduli kritik! Selamat berpesta Indonesia! Telan ekstasi informasi Menjelma setelahnya jajaran bungkus nasi basi Demokrasi, Dromokrasi, Lihat! Kumbang Rembang berperang Melawan kadal berparas tebal Tidak mengendap-endap Hanya tegar merayap meratap Tanah kembali! Hanya satu harap Makin berharap makin pengap Thukul bilang, “Lawan!” Ia akhirnya hilang ...
Pancing Mata Canting
SAJAK, SASTRA

Pancing Mata Canting

Oleh: Nurhidayat keruh sedikit kumuh, kecantikanmu air mata mengalir ke arah kota padi disana menertawai keburukbahagiaanmu ngengat gila bersahabat dengan masa lama waktu bukan satu-satunya yang membuatmu renta, Tua! manusia-manusia tanpa dada yang mengorbankan entah esok entah lusa kau laka gores air mata tinggal halaman engkau rela bersedih, kenapa? engkau suka menangis, elok kah? berbahagia itu tak selalu indah tertawa pun makin terluka dedaunan hijau enggan menyebar ke tiga penjuru angin menerbangkan mereka ke hingar belantara rumpon hilang di lautan berhantu mata canting tak sanggup lagi memancing Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke ber...
SAJAK, SASTRA

Negeri Seribu Pilu

Karya : Adry Alim P* Tuhan Ku ingin berkeluh kesah padamu Kisah sedih bangsaku Yang selalu dilanda pilu Di negeriku Koruptor merampok tak tahu malu Teroris tak pandang buluHingga pengadil yang gampang dirayu Malang nian bangsaku Selalu datang bencana tak menentu Bahkan gangguan dari negara serumpun melayu Semakin mengiris sembilu Tuhan Bangkitkan bangsaku Dari kisah pilu Yang tak lekas berlalu *Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2007 FISIP Unsoed Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com.