Oleh: Balqist Maghfira Xielfa

Hari buruh di Banyumas diperingati dengan pembentangan spanduk penolakan Undang-Undang Cipta Kerja oleh elemen mahasiswa Banyumas, di Alun-alun Purwokerto. Aksi digelar pada Rabu sore (3/5/2023) alih-alih pada hari Senin yang merupakan peringatan hari buruh se-dunia karena massa aksi berfokus pada target aksi yaitu pada hari kerja supaya suaranya lebih didengar Pemerintah Daerah.
Aksi tersebut melibatkan berbagai elemen mahasiswa Banyumas seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman, beberapa perwakilan mahasiswa dari setiap fakultas Unsoed, FMN, dan beberapa mahasiswa Telkom Purwokerto. Sekitar 50 mahasiswa Banyumas yang menamakan diri mereka sebagai fraksi rakyat ini menyuarakan kesejahteraan buruh dengan aksinya menolak UU Cipta Kerja.
Pada pukul 14.09 WIB, massa aksi sudah berangkat dari Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unsoed menuju Alun-alun Purwokerto. Aksi mimbar terbuka ini diawali oleh massa aksi yang bebaris rapi dengan spanduk terbentang bertuliskan kata-kata untuk mewakili pekikan mahasiswa terhadap aksi penolakan UU Cipta Kerja.
Perwakilan massa aksi terus menuntut pemerintah pusat, DPR RI, dan Presiden melalui pemerintah Banyumas untuk mencabut UU Cipta Kerja yang menyengsarakan banyak kalangan buruh dengan berorasi dan membacakan puisi. Mereka bersama-sama memperjuangkan hak-hak karyawan tentang hak cuti, upah, dan waktu untuk bekerja. Aji Satya Dharma selaku Menteri Aksi dan Propaganda BEM Unsoed menyebutkan bahwa aksi ini merupakan bentuk perwujudan dari mahasiswa sebagai penyambung lidah masyarakat untuk menyampaikan semua aspirasi dan masukan.
“Kemarin saya lihat di media sosial bahwa ternyata serikat kerja kayak SPI (Serikat Petani Indonesia-red) secara eksplisit menjelaskan bahwa mereka mendukung salah satu capres, berarti pergerakan buruh sudah dipolitisasi oleh kepentingan-kepentingan politik seperti itu,” ungkap Aji yang membuat semangat mahasiswa terbakar untuk terus mengawal penolakan UU Cipta Kerja.
Orasi berjalan dengan lancar dan pada pukul 15.55 WIB ditutup dengan harapan besar dari mahasiswa agar pemerintah Banyumas dengan serius menangani permasalahan masyarakat, khususnya kaum buruh. “Harapannya, teman-teman mahasiswa bisa terus mengawal penolakan UU Cipta kerja di setiap aksi,” ujar Aji sebagai pernyataan bahwa mahasiswa menganggap penolakan UU Cipta Kerja merupakan topik yang serius. Massa mulai membubarkan diri dengan kondusif seperti saat keberangkatan pada pukul 16.19 WIB.
Reporter: Balqist Maghfira Xielfa, Tania Dinna Pratami, Andini Dwi Oktavia, Fitri Ademia Rachma, Lili Amaliah, Indah Dea Susanti
Editor: Desi Fitriani