SASTRA

Rubrik sastrawi yang berisi rangkaian sajak dan cerita pendek (cerpen) pilihan redaksi LPM Sketsa

SAJAK, SASTRA

Kartu As yang Ganas

Oleh: Nurhidayat   Bisa mengatap meski sanggup memondasi Sanggup memayung tangguh menyangga Sanggup berdiplomasi namun sanggup membumi, jika kau politisi Di meja, pun kau yang paling mendominasi   Menjadi kunci kau punya lawan Menjadi janji kau punya kasih Menjadi ancaman kau punya lawan Menjadi hiburan kau punya kawan   Tapi menggerutu jika tak punya kawan Tapi kecewa jika tak punya kasih Namun lebih kecewa jika tak ada lawan Namun sangat kecewa jika musuhmu diam   Kastu As kartu perkasa Meski kartu As tak selalu menang Kartu As harus berkawan Berkawan untuk melawan   Namun kau terlalu perkasa untuk diam Tak ada guna dan percuma adanya jika tak berjuang Kartu As harus berperang Meski ...
Kemajuan yang Mundur
SAJAK, SASTRA

Kemajuan yang Mundur

  Oleh: Emerald Magma Audha Seribu teman punya Saling berbicara Kenal pun tak Kemajuan yang katanya segalanya Celotehnya terbaik Perasaan tak nyata Sosial katanya Padahal terasing Keheningan angkutan jejal sesak Sekadar obrol,  takut aneh ujarnya Layaknya robot, normal ujarnya iPad hibur anak Orang tua hebat katanya Sepatu tak pernah sobek Ayunan tak pernah bergerak Semua menunduk Tanpa mata dan mata Sebab layar Telepon pintar dan manusia bodoh Tuk tuk tuk Hei, sedang apa kau? Lagi sibuk Ngeklik! Catatan Redaksi: Tulisan ini pernah dimuat di BU tanggal 19 April 2016. Namun beberapa waktu lalu BU pernah terserang badware, mengakibatkan beberapa tulisan yang telah terbit pun hilang. Oleh karena itu, tulisan ini dimuat ulang agar bisa terbaca oleh Anda yang...
Alam-Malam
SAJAK, SASTRA

Alam-Malam

Oleh: Ari Mai Masturoh   Renyah riuh tawa segerombol anak muda Bersenjata dawai bernada hingga beraroma Berserah, pasrah Menjemput asa tebungkus ruang angkasa memagutkan diri, mencari jati diri Meski hanya duri yang didapati Tapi, tawa tak mungkin rela berhenti Tanah mengintip, tak lupa merintih Mencoba memadu kasih dengan kerikil mungil Menahan aspal panas yang menindih Menopang bangun ruang yang semakin meninggi Air pun tak mampu menahan diri berganti komposisi Hingga malu menyajikan diri pada akar pohon untuk mempercantik diri Agar batang dan daun berselimut cahaya lampu mampu memikat hati Dan orang-orang tak segan mengabadikan diri dengannya melalui bidikan fotografi Di seberang muka tampak ibu bertenaga mencoba bermain Bermodal jarik dan nyala l...
Kirana Candra II – Si Ibu Jingga
SAJAK, SASTRA

Kirana Candra II – Si Ibu Jingga

Oleh: Ari Mai Masturoh* Sambut kalbu lembut angin petang menghadang Menghantam peluh penat sepanjang terang Mengais indah panorama selayang pandang Seruput secangkir serbuk hitam berkawin toya hangat. Menepis dingin berlari mengejar, mendekat. Beradu, mengadu, memandu candraMu. “Kirana?” sambutmu lugu penuh ragu, Malu. Sayang, kirana tetap semu Sendu asa di balik keruh kirana candra Terpendar panorama si ibu jingga Beradu, mengadu, memandu candraMu Di balik tipis awan putih di atas hitam Sembunyi Malu Kunang berkedip, kau tertawa pelit Kunang menggoda, kau menggundah Masih, menunggu kirana candra Berhenti peduli pada si ibu jingga Si ibu jingga pulang ke pelataran Diiring mega mengudara, lenyap selanjutnya Habis secangkir serbuk hitam berkawin toya hangat...
Malam Istimewa
SAJAK, SASTRA

Malam Istimewa

Oleh: Nurhidayat Jumat malam sabtu, sehari lagi minggu ribuan manusia memadati alun-alun tak berumput itu konon, mereka berkumpul untuk menatap sinden idaman. Aku, bukan. Jumat malam Sabtu, ada tiga pintu ribuan kaki melewati lubang itu balkon, jadi tempat baik dan nyaman. Aku, enggan. Jumat malam sabtu, bukan tanggal satu ribuan mata tertipu, sungguh, di tempat itu menonton, lalu berteriak laiknya kesurupan. Aku, mulai bosan Jumat malam sabtu, yang kuingat cuma satu mataku benar terpaku, di belahan itu balon, seperti melingkar semu aku, berlatih pernafasan Jumat malam Sabtu, ternyata tak cuma satu mataku makin terpaku, di bawah yang itu akson, membuat desir deru. Aku, aku tertahan Jumat malam sabtu, aku mulai beku kawanku kusenggol lalu setuju alon, pergi ke buritan...
CERPEN, SASTRA

Tiba Pati

Tiba Pati [1] Oleh: Nurhidayat[2] Irama musik marawis bersilih ganti dengan orkes koplo dari tetangga samping kiri rumah membuatku uring-uringan. Musik akherati dan musik duniawi yang saling bersubtitusi itu sungguh menidaklelapkan tidur malam-malam ini. Bukan karena musiknya sebenarnya, namun karena umurku yang sudah nyaris kepala tiga dan tak juga bisa menemukan jodoh yang kelak kujadikan pengelola gaji bulananku. Ya! Tetanggaku si Bahrun yang umurnya baru delapan belas tahun itu menikah, bisa ditebak lah, karena Zizah si calon istri pasti sudah ‘isi’. Ah! Peduli amat akan catatan gelap kehidupan mereka! Hanya saja, aku sebenarnya ingin komplain pada panitia pernikahan untuk tidak membunyikan lagu-lagu penyiksa kebujanganku itu. Bayangkan saja, sudah empat hari lima malam ini tak henti...
SAJAK, SASTRA

Pojok Usang Ruang Istimewa

Oleh: Susilo Fathurrokhman Belantah, buta, dan menyal mereka melangkah Cegak? Mungkin secuil Langkah menunggik seolah tidak mereka Persil lapang nan subur minta di tanduri pohon emas Pasir, liat, kapur, lumpur, gambut, ah semua sama Benamkan benih pada persil lapang! Ambil hara lalu siramkan! Percikkan air biar pucuk akar bersemi-semi Rimbunkan akar, kekarkan batang, jalarkan daun Loyokan gandar buah biar lasuh dipetik Buah anom tak sekala tak memincut Adakala si anom bak lingkaran kafi Ranum buah pun jadi cita Akhirnya Si ranum terkudung dari gandarnya Semua teriak makbul, padahal semu! Lucut karena lotak bahkan mumuk Lalu apa? Jumput si ranum yang merdesa! Imbu para anom hingga purna Pemanen mulai temperas, terseok, bahkan keok Satu persatu runtuh, amblas, dan menguap...
Pria yang selalu Menatap Jalan
CERPEN, SASTRA

Pria yang selalu Menatap Jalan

Oleh : Supriono ENTAH sejak kapan pria itu duduk di pos ronda. Aku memandanginya dari sudut jendela kamar rumahku, Ia sama sekali tak aneh. Wajahnya tak kumal tak pucat pula, Ia nampak  selalu memandangi jalan. Sesekali Ia hanya mengedipkan matanya yang tak memancarkan beban maupun harapan. Rumahku tak terlalu jauh dari pos ronda itu, hanya berapa belas langkah belaka. Sepanjang waktu luangku sesaat ku rebahkan diatas dipan kamarku. kupandang jendela kamarku yang selalu kubuka saat surya tak temaram. Tetapi lagi, Aku dapati pria itu terduduk di situ dan Ia masih selalu menatap ke arah jalan. Sesekali nampak Ia mengganti posisi duduknya, meluruskan kedua kakinya yang jenjang, sesekali mengayun-ayunkan kedua kakinya pula. Orang tuaku tak pernah memberi tahu siapa pria itu, tetapi aku engga...
Kirana Candra I–Bias Panorama
SAJAK, SASTRA

Kirana Candra I–Bias Panorama

Oleh: Ari Mai Masturoh* Bisikannya semakin hari semakin kencang ku dengar gumam keresahan yang tak hentinya kau dengungkan. Perlahan kudekatkan telinga pada nurani. Dan terdengar hembusan lirih Kucoba menerka, Kau coba berkata, "Ketahuilah sayang, sinarnya tak seterang yang ditawarkan, berpura-pura menuntun dalam gelap, namun sejatinya kirana itu hanya pantulan." Lanjutmu "Kelihaiannya tak tertandingi. Dia bukan penipu. Sungguh bukan, namun dia membiarkan kunang tertipu, menganggap Ia lebih terang, namun, sejatinya kirana itu hanya pantulan." "Ketaatannya pada malam memang tak terbataskan Menembus selayang pandang, namun sejatinya kirana itu hanya pantulan." Lantas, aku bertanya "Tuan, makhluk seperti apakah dia?" Dengan santai kau menjawab, "Dia adalah Candra, Candra...
Elak
SAJAK, SASTRA

Elak

Oleh: Yenny Fitri Kumalasari I. Kutulis surat untuk laut Angin menghembusnya Kutulis pula pada pasir Ombak menggulungnya Lalu, kutulis padamu II. Denting jam dinding kurasaberhenti Angin malam laksana engganmenghampiri Dan dirimu, di balikPintu itu, memunggungi III. Baru saja kulihat pria menangisdi balik kopiahnya Dengan air kendi dan asap batangsembilan senti IV. Air tak pernah sekeruh ini,katanya Beriak kecil namun kontinu Ini aurora, meski berharapfatamorgana V. Hei, apakah kau melihat perempuan mati sore tadi? *Penulis adalah sedang mempelajari fisika di FMIPA Unsoed,Pemimpin Perusahaan LPM Sketsa. Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses oleh pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi ber...