Oleh: Lili Amaliah
Sebagai bahan evaluasi Hari Jadi Banyumas yang ke-452, puluhan mahasiswa menggelar aksi mimbar bebas di Alun-alun Purwokerto pada Kamis (23/2). Aksi ini digelar untuk mengawal empat isu pokok, yakni angka kemiskinan, stunting, pemerataan pendidikan, dan konflik agraria yang terjadi di daerah Ajibarang.
Pada pukul 14.00 WIB massa aksi mulai berkumpul di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Massa aksi kali ini tidak merepresentasikan Aliansi Semarak Banyumas, melainkan murni dari lembaga masing-masing. Jumlah massa kurang lebih sembilan puluh orang yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Fakultas-Fakultas maupun dari Unsoed sendiri serta beberapa Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Ormek) di Banyumas.
Massa aksi menuju Alun-alun Purwokerto pada pukul 15.03 WIB dengan diiringi yel-yel di sepanjang jalan. Sekitar pukul 15.25 WIB massa sampai di Alun-alun Purwokerto dan langsung berbaris dengan memperlihatkan spanduk yang berisikan kawalan isu mereka.
Adin, Koordinator Lapangan (Korlap) satu menyampaikan aksi ini bukan merupakan aksi tuntutan, melainkan aksi mimbar bebas. “Kita sudah lihat dari beberapa bulan atau aksi-aksi kemarin, kalaupun kita mengadakan tuntutan, pastinya tidak akan menang. Maka kita evaluasi dengan acara mimbar bebas saja, untuk mencari atensi masyarakat serta memberi dukungan kepada masyarakat bahwasanya Banyumas itu masih memiliki beberapa masalah,” ujarnya, Kamis (23/2).
Korlap dua, Aji Satya Dharma menyatakan aksi ini merupakan salah satu bentuk upaya merefleksikan dan mengevaluasi diri di Hari Jadi Banyumas, agar ada rekomendasi kebijakan dari pemerintah yakni dengan mengeluarkan surat pernyataan bahwa pemerintah daerah belum mengakomodir seluruh permasalahan yang ada di tengah masyarakat.
Dalam aksi mimbar bebas ini, sejumlah mahasiswa melakukan orasi dan juga puisi. Harapannya masyarakat akan paham tentang permasalahan yang ada di Banyumas, mereka harus ingat dengan permasalahan-permasalahan Banyumas. Sekitar pukul 16.50 WIB massa meninggalkan Alun-alun Purwokerto tanpa diiringi yel-yel seperti saat keberangkatan.
Reporter: Lili Amaliah, Aurellia Zerlinda Syifa D., Putri Sabhrina, Faiz Maulida, dan Desi Fitriani
Editor: Desi Fitriani