Hari buku sedunia ditetapkan tanggal 23 April oleh UNESCO dengan beberapa pertimbangan sebelumnya. Pada awalnya penulis Valencia Vincente Clavel Andres menyarankan peringatan tersebut dilakukan untuk menghormati penulis Miguel de Cervantes.
Ada dua pilihan tanggal, yaitu hari kelahiran Miguel de Cervantes, 7 Oktober, atau hari kematiannya, 23 April. Namun pada akhirnya, terpilihlah 23 April sebagai World Book Day.
Pemilihan tanggal ini sekaligus untuk mengenang beberapa tokoh penulis terkenal dunia karena meninggal di tanggal yang sama, seperti William Shakespeare, William Wordsworth, David Halberstam, dan penulis sejarah terkemuka Spanyol, Inca Garcilaso de la Vega.
Setiap tahun, UNESCO akan membuka pendaftaran serta memilih salah satu dari beberapa kota di dunia yang telah mengajukan diri sebagai ibu kota buku dunia.
Sebelum penetapan World Book Capital, proposal program kota pendaftar akan dipertimbangkan berdasarkan enam kriteria, yaitu:
- Program kegiatan yang disusun memiliki manfaat jangka panjang bagi mitra dan masyarakat.
- Perkiraan penggunaan anggaran dan strategi penggalangan dana.
- Tingkat keterlibatan kota, regional, nasional, internasional, serta perkiraan dampak dari pelaksanaan program.
- Bekerja sama dengan organisasi profesional, regional, dan internasional yang mewakili penulis, penerbit, penjual buku, dan pustakawan yang menghormati berbagai pihak dalam rantai pasokan buku di komunitas ilmiah dan sastra.
- Proyek dalam program tersebut mempromosikan dan membina pengelolaan buku dan budaya membaca.
- Kesesuaian dengan konstitusi UNESCO, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, dan Perjanjian Florence.
Kota yang terpilih akan menjadi ibu kota buku selama satu tahun dengan misi melakukan promosi buku dan membaca melalui berbagai aktivitas sepanjang tahun tersebut. Untuk tahun ini kota Gundalajara, salah satu kota terbesar di Mexico terpilih sebagai World Book Capital 2022.
Hari buku sedunia 2022 mengusung tema “You Are Reader” yang ditujukan kepada seluruh anak di dunia. Nantinya, anak-anak diminta untuk membaca dan membagikan cerita yang telah dibacanya.
Hal ini dilakukan untuk melatih kebiasaan membaca buku sejak dini. Dengan begitu, pola kebiasaan ini akan mendorong minat baca kalangan muda serta menumbuhkan kecintaan terhadap buku serta penerbitan.
Diolah dari informasi umum di berbagai sumber.