Hari Tari Internasional 2022: Lengger Banyumasan

Infografik: Adinda Taufika Rachma

Tanggal 29 April diperingati sebagai Hari Tari Internasional. Perayaan Hari Tari Internasional dicetuskan oleh Komite Tari Institut Teater Internasional (ITI) pada tahun 1982. Tujuannya adalah untuk mempromosikan keanekaragaman talenta para penari di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan seni tarinya. Di setiap daerah, seni tarinya memiliki ciri, makna, tujuan, dan pesan tersendiri. Misalnya, tari lengger Banyumasan yang menjadi ikon dari daerah Banyumas, Jawa Tengah.

Lengger Banyumasan tumbuh dan berkembang di Banyumas sejak 1755. Lahirnya tari ini terinspirasi dari mata pencaharian dari kebanyakan masyarakat Banyumas, yakni petani.

Nama lengger berasal dari istilah jarwo dhosok atau gabungan kata darani leng jebule jengger yang memiliki arti dikira wanita ternyata laki-laki. Hal ini karena pada masa pra kemerdekaan, lengger ditarikan oleh pria yang berdandan seperti wanita. Hal ini ditujukan untuk mengelabuhi para lelaki hidung belang, khususnya para penjajah dan antek-anteknya.

Kesenian lengger dalam pertunjukannya tidak hanya menampilkan seni tari, namun di dalamnya juga terdapat pertunjukan lagu tradisional Banyumasan yang diiringi gamelan calung.

Dalam pertunjukannya, kesenian Lengger terbagi menjadi empat babak, yaitu babak gamyongan, lenggeran, badhutan atau bodhoran, dan baladewaan. Pada babak lenggeran biasanya para penonton khususnya laki-laki ikut menari bersama sang lengger dengan memberi uang (sawer).

Tarian lengger memiliki gerakan yang sangat sederhana, yaitu gerakan gelang-geleng kepala dengan gerakan badan yang hanya sebatas lengang-lenggeng.

Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *