Tag: Puisi

Selatan
SAJAK, SASTRA

Selatan

Oleh: Bernadeta Valentina* Ada lagi hari bersalam fiksi tumbang merata nyatanya kau masihberjibaku dalam seribu saturagu aku marah. Meski masih gaungriang tiada sadar taksatupun terang hanya bertelut disudut Selatan yang katanyalebih hangat mengikuti bumiyang limbung tapi dinginmengerat dan aku taktertolong hanya yang dinegeri lain kau jelas lugas lebih bernafas oh, hidup lebihluas kalau kau mautahu, air masih cair. Matahari masihterbakar meski tak sepanasmarahku cari saja pisau yang lebih tajam, agar jelas kau sengsara sudahlah sudah berlalu keSelatan sampai beku biru. Ada lagi hari cair lagi bersemi hingga tanah taknampak, siapa peduli? sudah berlalu keSelatan. *Penulis adalah mahasiswa ilmu kelautan FPIK Unsoed, staf Litbang Sketsa Tulisan ini sebelumnya...
Neraka untuk Pinus
SAJAK, SASTRA

Neraka untuk Pinus

Oleh: Rachma Amalia Gadis berkebaya itu meraung Kesakitan hatinya sudah di ujung Daun kering itu menghampiri Neraka akan pindah ke Bumi Pohon pinus kesayangan Tubuh sang gadis menegang Bukan lagi sejuk di hati Panas itu membawanya mati Gemetar badan sang gadis Ia rindu temannya, pinus Malaikat akan bawa dia ke neraka Penyesalan gadis sia-sia Pinus sang penghias dunia Hangus membawanya ke neraka Terdengar isak suara merdu Mengantarnya pada rindu Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses oleh pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com
Oase
SAJAK, SASTRA

Oase

Oleh: Nurhidayat Nama itu, indah didengar, mengoase gurun kemungkaran Para pengelana muda,yang berapi-api, mudah menelan Para pemikir mulai meneran, memagari oase beracun Pengelana muda mulai melompat, bahkan mulai mendobrak Mengapa harus dipagari itu oase beracun? Kenapa tak saja kau nasihati saja para peminum? Memang, mereka sudah mabuk kesucian racun... Sudah terlalu lama mereka mencerna klerak, hingga nafas mereka berbuih. Nafas mereka wangi namun nyaris mati. Di sisi lain, ada kera menanam itu, dari ujung sisa Bukan untuk mencuci namun mengotori Bukan sesuai kebenaran yang diketahui kyai Bukan kebenaran yang dianggap benar oleh majalah kampus Sadarkan kami tentang aroma Jangan biarkan pemasok klerak dicela Karena penjara pun syurga, apa lagi mereka menjanjikan nafas ...
TKI dalam Konotasi Kasar
SAJAK, SASTRA

TKI dalam Konotasi Kasar

Oleh: Soliah* Luasnya negeri ini, tak buatku mampu berdiri Ekonomi miring bonus desakan utang dikuping Apalah daya ketrampilan ditangan, apalah daya nasib menyambung pangan Semua pandang pendidikan, jadilah pergi kenegeri orang Ringantangan nan kejam sudah jadi bumbu mimpi, ku tahan demi sanak sodari Tapi..... Jikalauuang tak diberi, harus apakah diri yang lemah ini Sobeksudah tenunan harapan pulang Bumi disini tak lebih nyaman dari tanah airku Tak sehangat belaian keluargaku Pemerintahku, harus bagaimanakah daku Ketegasanmu mampu dibayar dengan amplop biru Bukankahaku pahlawan devisa? Dimanatimbal baliknya? Nampaknyahanya sebuah status saja Terimakasih Tuhanku yang maha kuasa *penulis adalah anggota magang LPM Sketsa 2015 Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa...
Kelesah
SAJAK, SASTRA

Kelesah

Oleh: Mustiyani Dewi K. Sayapku mulai lemah Kaki ku mulai lumpuh, Membeku dalam dimensi Ah,, Dimensi ini kian membelenggu Menghanyutkanku ke lembah ini Masih bisakah aku mengangkasa hanya dengan satu sayap ? Sedang satunya lagi, memar hampir teramputasi Terlalu berharap... Mengangkasa ?? Mengepakkan sayap saja aku kesakitan Aku mungkin lupa, sempat buyar dari gumpal otak Sadar,, Luka disayapku akibat dihantam badai semalam Dan tersembam ke lembah ini Ya,, dilembah gelap ini Saat tak ada lagi sinar menyusup Hanya dingin malam menusuk ruas tulang rusuk Lalu,, Dimensi mana lagi harus ku singgah?? Ketika luka mulai mengerakah, Asa yang dulu menjamah Kini hanya tinggal guratan Menjelma dalam citra mimpi-mimpi burukku Kini,, Dilembah ini Ku menunggu surya kembali S...
Rasum Semar Bawor
SAJAK, SASTRA

Rasum Semar Bawor

Oleh : Supriono Deriji-deriji memautkan materi Ilahi Mereguk menyauk maujud mangkuk Rempah gabah nampak meriah Si nyiur turut berbaur Antah-antah berbagi tengkel-tengkelnya Bersekata bersua khalayak banyak Ramai riuh rendah beranak pinak Semar Bawor masih terang bersemayam di sanubari Bersila beriringan berkerumun santun Tembang-tembang syukur tersiar terdengar Meruncing akan sang Pencipta Sujud sembah tak berkilah Sinis Belis-belis bengis Merajuk merasuk sukma-sukma, membuncah Keruh lusuh budi bolorkan budak<span>&nbsp; Dihunus terberangus tulus nan suci Suluk Semar Bawor nan arif Lembah Serayu tetap menguning Tersebar ransum untuk anak dan sanak Semar Bawor lelap tenteram * Supriono, Pria Asli Jawa Banyumasan, Mahasiswa Sastra Inggris Unsoed Tulisan ini se...
Penulis Malam
SAJAK, SASTRA

Penulis Malam

Oleh: Muhammad Aditya Firdaus* Surya melenyap gulita seketika Mengekang jiwa insan dunia Semua senyap sunyi tak terperi Malaikat pergi setan menari Ketakutan menyeringai mencabik-cabik hati Merobek jiwa tanpa welas asih Setiap insan mengurung diri Aku, kerbau dibawakan jagal Bangkit! Bangkitlah mereka semua dari liang! Laksana makhluk terkutuk jiwa terlaknat Mereka bersiul, meratap, berteriak Teranggap bisul bernanah Kotor! Menjijikkan! Sesat! Jahanam! Wajah Setan! Tangan Iblis! Tak dinyana, mereka tak merana! Mereka berpesta! Jemari menari, mengiringi gulita Tatapan tajam pelita Akhiri segala *Penulis adalah mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsoed 2013 Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bi...
Metamorfosa
SAJAK, SASTRA

Metamorfosa

Oleh: Muhammad Zaky Kau hadir di tengah padatnya dunia Dari selasih jadi segumpal bola Tahap demi tahap kau sempurnakan ragamu Agar kau siap hadapi dunia Perlahan mata terbuka Mencoba menatap sadisnya dunia Kau coba merengkuh masa depan Dengan jemari mungilmu Waktu berlalu hingga tubuhmu ereksi Kau langkahkan kaki dan kau tatap dunia Sejuta asa kau cipta ribuan warna kau rasa Dalam dimensi bernama imajinasi Bersiap! Inilah saatnya menatap dunia. Pikiranmu mungilmu berisi euforia Belum kau kenal kejamnya dunia Setahap demi tahap kau rangkakkan raga Menuju dunia nyata yang makin tak jelas Selamat datang di bisingnya dunia Suatu nyata yang tak pernah kau duga Ingatkah engkau atas asa yang pernah kau cipta? Semua sirna tanpa adanya sisa Kala lisan tak mampu berkata Kala ...
Eja Kula Si Posisi
SAJAK, SASTRA

Eja Kula Si Posisi

Oleh: Sucipto, Nurhidayat, dan Supriono Menjamah hingga membelah Membabi buta tak tau arah Tak jelas membela atau memerang Jika aku kan kukikir hingga kikir Hunusan tak salah menyayat Menunjuk dan mengengkaukan Sampai tak ada cermin tuk berbicara Bodoh! Seolah bumiputera bersalah Sang telanjang dilucuti Hingga intisari nadi tak terperi Denyut maut merenggut Pasal apa jepit pateri murca? Ini mosi lebih dari tak percaya Sumbang dalam hamparan kefasikan Lidah berdarah, pena patah terbelah-belah Seolah kecelakaan hibrida padahal monoproblema Legitimasi sayap-sayap hitam Ha hilang Na melayang Jangan sampai kulempar kutang Mustakim tersamarkan debu asap yang kian mengemas Ah itu hanya postultat penjilat Kilau-klilau silau menerpa netra buta jelata Hahahaha! Aku termenung d...
Negeri Karam
SAJAK, SASTRA

Negeri Karam

Oleh: Bernadeta Valentina* Masih terlalu gelap. Jarum jam memulai Kisah terik, dedaunan kelam Detak nafas. Memburu hidup Jejak kecil rindu kampung halaman Dengungan mesin, ombak dalam bau mur Darah atau keringat tak tahu yang mana Saat itu dihadapanku, sejauh dunia Nahkoda tengik dan kapal karam Wanita-wanita memanggul ikan. Saat itu, Hanya ada satu negeri Sebuah kisah, hilang Lalu, tubuhku luka. Sebentar lagi hancur Sebentar lagi Masih bisa, aku berdetak. Di pinggiran Losmen ramai. Dengan bekas air hujan Semoga air dari negeri karam itu Samar, deru kapal berkumandang Kubayangkan, ukiran tulisan ibuku Aku mencintaimu Lalu aku pulang. Masih terlalu gelap. Jarum jam memulai Kisah menguburkan seorang anak. *Mahasiswa Kelautan Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpms...