Tag: Puisi

Hingga Purnama
SAJAK, SASTRA

Hingga Purnama

Oleh : Rizka Noviana Eka Mulyaningsih Ilustrasi: Sri Hari Yuni Riyanti Langit sepenuhnya hitam Bak tinta yang menetes dari kuas Mendarat di kertas kusam Beruntung tak di atas alinea Seberkas cahaya bersemi Sudah tiba, sang bulan sabit Biarpun bukan mentari Setidaknya harapan mulai terbit Merancang siasat matang-matangBahan bakar sudah terisi separuhBerlari secepat kilatBerlayar jauh melupakan penatMencari tempat berlabuh Tiba-tiba tersesat di buana utopisHaluan teralihkan kemudianJejak kaki mulai tak nampak lagiMuslihat menjadi teman Jiwa lemah yang beranjak bangkit Pendamba purnama nan anggun Serta para dayangnya yang jelitaSekarang kembali hilang arah *Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman
Mawar Maharani
SAJAK, SASTRA

Mawar Maharani

Oleh: Mar'atul Mu'ayadah Ilustrasi: Sri Hari Yuni Rianti Bunga cantik penuh duri Rupanya menggoda untuk dimiliki Harumnya semerbak mewangi Simbol kecantikan diri sejati Tangan putih bercampur dengan merah Erat menggenggam penuh darah Mata menutup ditumpukan melati Tubuh meringkuk semakin sembunyi Kilasan memori berdatangan Rasa sakit yang semakin tak tertahan Duri mawar yang semakin menusuk diri Mencoba mengalihkan perhatian sang putri Maharani pemimpin negeri Kini menangis sendiri sunyi Mawar yang menjadi gambaran keelokan diri Hancur terberai menjadi kelopak tak bertangkai Berat beban yang dia bawa sendiri Tak ada satupun yang memahami Hanya kelopak mawar menjadi saksi Jiwa yang mulai meninggalkan diri *Penulis adalah mahasiswa Fakulta...
Belum Usai
SAJAK, SASTRA

Belum Usai

Oleh: Clara Diva Esperanza Ilustrasi: Nadya Salma Mulanya bergerak dalam keadaan senyap Bersembunyi dalam bayang-bayang gelap Beraksi dengan sedikit ketakutan Namun, yang pasti mereka lebih kuat untuk memeluk kebebasan Kepada setiap jiwa yang semakin berkobar Menuntut aksi yang semakin akbar Yang mulai melewati garis batasan Dengan memupuk gugusan pengorbanan Para pejuang reformasi Yang bersinar, tetapi dipaksa hilang Tanpa sempat menuai hasil adorasi Berupa negeri yang sedikit lebih lapang Pada negeri yang semakin lanjut Para pemimpin yang hanya berjanji-janji Namun, disini kami masih tetap menuntut asasi Berdiri tegak di gelap malam bersama lilin di tangan Tak pernah bosan mendesak bagimu keadilan *Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas J...
Penyambutan
SAJAK, SASTRA

Penyambutan

Oleh: Catur Mukti Wibowo* Ilustrasi: Alil Saputra Kian hari kian mendamba Jaket berwarna harapan orang tua Tentu sulit untuk meraihnya Perlu usaha yang tak sederhana Namun tak sampai disitu Jauh sebelum ufuk terlihat Sebelum bertemu kawan searah Belum pula merasakan kelas Kita dihadang dengan yang kau Ospek Sebagian warna jaket mungkin merasa senang Tapi tidak bagi beberapa jaket yang tak ramah Dibentak, dijemur, hingga dimaki Sejatinya ospek itu pengenalan kampus Pengenalan lingkungan suasana dan kerja kampus Bukan ajang balas dendam dan olok-olok Bukan begitu cara mendidik para intelek muda Oh, mungkinkah bagian tak ramah itu benar? Benar-benar terjadi dan menjadi kebiasaan Benarkah pengolokan itu bagian dari pendidikan...
Dariku Untuk Tuan
SAJAK, SASTRA

Dariku Untuk Tuan

Oleh : Maryam Juwita* Ilustrasi : Alil Saputra (diedit dari pikbest.com) TuanMataku menerawang pada masa laluDikurung dalam ketakutan dan ketidaktahuanDi luar sana, teriakan dan tangisan saling beraduDiikuti kaca berseru dari siang hingga malamAku, seorang gadis kecilMenangis di sudut ruangan, terpenjara sendirian Pagi pun tak memberi ampunMemaksa menonton konser paling burukTangisan ibu menjadi nyanyian sepanjang acaraPekikan si Gila menggantikan peran sang gitarisAduan tangan turut memarakkan konser pagiAku, seorang gadis kecilAkhirnya menontonnya langsung, sudah tidak terbelenggu Aku bertanya pada TuanKapan pagi akan memberi ampun?Hingga kapan konser berlangsung? TuanBertahun-tahun sudah berlaluKonser lama masih bermain ria, semakin bebasAku, seorang gadis besarJemu mengu...
Goresan Luka Elaeis
SAJAK, SASTRA

Goresan Luka Elaeis

Oleh: Dykaana Okta Wahyono* Ilustrasi: Dera Nafalia Aku ini mati Tak berbicara, tak mendengar, tapi digeladahi Aku ini mati Tapi dipaksa menghidupi Keringat dan luka adalah jiwa pembentuk batangku Tak sengaja, darahnya tersapu pada seratku Mengenang seperti goresan abadi Aku tak bisa menjadi bukti Aku ini mati Kau lihat sebelum hilang Kau hantui sebelum tenang Kau ambil sebelum terampas Aku ini mati Melihatmu menggerogoti Aku teringat ulat api dalam diri Bahkan kau jauh lebih berapi Hama ini menyakiti Batang bangsai kutandai Menggantung daun ini bunuh diri Seratku ternodai Bercampur dendam tak berhati Aku ini mati *Mahasiswi Unsoed Jurusan Sastra Indonesia Angkatan 2018 Catatan Redaksi: Tulisan ini dimua...
Kepastian Semu
SAJAK, SASTRA

Kepastian Semu

Oleh: Alif Saviola Rakhman* Ilustrasi: Elisa Hidayanti R. Hakikat manusiaTidakkah boleh menuntut haknya?Berbicara namun selalu sia-siaMenanti harapan yang tak kunjung nyata Telinganya terbuka namun kadang tak mau mendengarMatanya terbuka namun kadang tak mau melihatBenar melangkah namun salah menujuApa memang rakyat hanya boleh diam? Tak henti juang berkobarBerorientasi demi kesejahteraanSiang malam terombang ambingMeski sulit mendapat kepastian Kebebasan hanyalah ilusiBukti nyata adalah omong kosongKe mana lagi kita menuju?Jika yang disebut-sebut bijaksana selalu berpaling Harapan rakyat sudah sangat jelasOrientasi pun sudah semakin nyataTinggal menunggu sang penguasa kitaMenghapus nafsu akan kekuasaan Bagi orang-orang berdasi di atas sanaNafsu mereka akan semakin men...
34 Tangga Kemiskinan
SAJAK, SASTRA

34 Tangga Kemiskinan

Oleh: Anggi Fahreza Yulianti* Ilustrasi: Alil Saputra Cambuk sudah tak berjejak Tombak sudah turun tersimpan hanya dalam benak Senjata sudah tak lagi terhunus Tapi kita masih saja merangkak menjilati derita seperti manusia rakus                                 Aku adalah seorang puan                                 Penjual tulisan demi mendapatkan nafas kehidupan                 &nbs...
Tenun Rusak Milik Ibu
SASTRA

Tenun Rusak Milik Ibu

Karya: Dykaana Okta Wahyono Ilustrasi: Dera Nafalia Tenunku sudah terbentuk Kulahirkannya dengan raga Kuberi makan benang sutra Kubenturkan kayu beramplas selangka Kusatukan raga-raga tak berdosa Oh, tenun tercintaku Dentuman dog, dog, dog bergema Kayu bersenggama dengan nikmatnya Bukti kasih tak berbenda Tenun nan cantik jelita Kurendam kau dengan nada Bercorak tangan mungil sang raja Terlukis tubuh molek Prajnaparamita Tenunku, kecantikanmu tak terhingga Sampai langit jatuh cinta Tak kuat menahan rasa Membawamu bak Sri Rama Alam tiba-tiba menderita Aku pun bertanya, ada apa? Tak kusangka engkau sengsara Oh, tenunku Aku bercucuran air mata Menerima sehelai benangmu jatuh Langit begitu jahatnya Membelaimu den...
AKTOR BOHONG
SAJAK

AKTOR BOHONG

Oleh: Rofingatun Hamidah Ilustrasi: Dera Nafalia Lagi-lagi, Kau tuduh kami tak berkualitas Lagi-lagi, kami Kau jadikan kambing hitam yang ingin diberantas Kami sekadar alibi, yang Kau susun sedemikian rupa untuk kesejahteraan sendiriApa salah kami? Omong kosong!Kami tak butuh argumen kopongAtaupun elakan bohong Tuan kami sudah memeras peluhUntuk jadikan kami bermutuNamun apa daya, Kau masih saja menggerutu Apa yang sudah Kau lakukan?Hingga Kau berhak menduakanApa yang harus kami lakukan? Agar kami Kau banggakan Kau buat kami murahBahkan tak segan-segan susah dirubahHingga tuan kami pasrahMenunggu nasib yang tanpa arah Sekarung dari kamiPermen saja tak mampu terbeli, barang satu bijiApa lagi sebutir nasi? Mau makan apa tuan kami ini? Tetapi, Kau tetap bungahSer...