Tag: Artikel

The Banshees of Inisherin: Renungan Kehilangan serta Rasa Kesepian
ARTIKEL, OPINI

The Banshees of Inisherin: Renungan Kehilangan serta Rasa Kesepian

Oleh: Nur Laela Identitas FilmJudul​​: The Banshees of InisherinSutradara​: Martin McDonaghProduser​: Graham Broadbent, Peter Czernin, Martin McDonaghSkenario​: Martin McDonaghPemain​​: Brendan Gleeson, Colin Farrell, Kerry CondonGenre​​: Drama, KomediProduksi​: Metropolitan Films, Blueprint Pictures, Fox Searchlight Pictures (US)Tahun​​: 2022 “The Banshees of Inisherin” merupakan film drama komedi tahun 2022 garapan Martin McDonagh, sutradara yang dikenal dengan karya-karya uniknya karena sering kali menggabungkan elemen komedi hitam dengan tema-tema yang cukup kompleks. McDonagh telah mendapat banyak penghargaan dan pujian atas karyanya di dunia teater dan film. Begitu pula dengan karyanya yang satu ini. “The Banshees of Inisherin” berhasil mendapatkan sembilan nominasi dalam O...
“Jurnalisme” Barang Hilang
ARTIKEL, KESKETSAAN

“Jurnalisme” Barang Hilang

Oleh: Emerald Magma Audha* Ilustrasi: Marita Dwi Asriyani Contoh ilustrasi konten persma. “Telah hilang dompet sawo matang. Berisi KTM, duit, milik Si Anu. Hilang di sekitar jalan raya pada siang bolong, hubungi nomor ...”. Biasanya barang hilang karena dua hal: kelalaian pemilik (seperti tertinggal, terlupa, terjatuh) atau dimaling. Barang hilang yang saya maksud dalam tulisan ini barang pribadi serupa KTP, KTM, dompet, gawai, dan lainnya. Dulu, sejak saya masih baru dalam kehidupan pers kampus, konten-konten semacam itu acap menjejali linimasa media persma di Unsoed. Persma fakultas. Hampir aben pekan, ada. Ramai. Dan laku. Kalaupun menyajikan berita, kadang beritanya tak layak konsumsi−menurut standar kami. Berita yang tendensius, bukan menjernihkan. Atau, kontennya masih parsi...
Sutan Takdir Alisjahbana: Kita Harus Menuju kepada “Federasi Dunia”
ARTIKEL, ARTIKEL LAWAS

Sutan Takdir Alisjahbana: Kita Harus Menuju kepada “Federasi Dunia”

Sutan Takdir Alisjahbana dikenal sebagai tokoh bahasa yang memordenisasi bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional. Perannya dalam perkembangan bahasa Indonesia terbilang vital.  STA, kerap disapa begitu, yang pertama kali menulis  "Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia" pada 1936. Ia pun dikenal sebagai pelopor sastrawan "Pujangga Baru". Ia meninggal pada usia 86 tahun di Jakarta, 17 Juli 1994. Untuk mengenang diri dan senarai karyanya, SKETSA menerbitkan ulang hasil wawancara dengan STA ke laman ini. Sebelumnya, kami melakukan penyuntingan minor dalam segi diksi dan bahasa, dan tentunya tanpa mengubah isi dan substansi tulisan. Berikut adalah artikel dengan judul asli "Sumpah Baru". Wawancara Sutan Takdir Alisjahbana Sebagai salah satu tokoh besar milik bangsa kita sampai saat ini, Sutan Ta...
Calon Reporter dan Amplop
ARTIKEL, KOLOM ALUMNI

Calon Reporter dan Amplop

Oleh: Sucipto* Kenyataan yang ia terima di bulan Agustus yang muram, membuatnya membayangkan empat puluh tahun kemudian: duduk bersama anak-cucu dan menceritakan bagaimana seorang jurnalis harian lokal bertahan hidup tanpa menerima amplop atau pemberian uang dari narasumber. Jika semesta berkehendak lain, ia berharap arsip tulisan ini sampai kepada mereka, bukan sebagai kesenduan tapi agar mereka bisa menentukan sikap, apapun profesinya. Ingatannya kembali pada sebuah pagi, dua puluh satu hari sebelum gelar sarjana disandangnya. Ia–yang sering dipanggil Gondrong–sumringah. Gondrong teringat perkataan Gabriel García Márquez tentang profesi jurnalis. Gabo, demikian orang mengenal penulis Amerika Latin itu, menganggap jurnalis adalah pekerjaan paling bagus sedunia. Dan, Gondrong akan mela...
[RESENSI BUKU] Revolusi Digadang, Pers Dikekang
ARTIKEL

[RESENSI BUKU] Revolusi Digadang, Pers Dikekang

Oleh: Aziz Dwi Apriyanto* Judul buku : Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia Judul Asli : Sukarno: An Autobiography as Told to Cindy Adams Penulis : Cindy Adams Penerjemah: Syamsu Hadi Cetakan : Keempat, Edisi Revisi Tahun 2014 Ukuran : 16x24 cm Tebal : xvi+416 halaman Kategori : Autobiografi Penerbit : Yayasan Bung Karno—Media Pressindo Penerbit Asli: The Bobbs-Merrill Company, Inc, New York, 1965 "Aku ini bukan apa-apa tanpa rakyat. Aku besar karena rakyat, aku berjuang karena rakyat dan aku penyambung lidah rakyat" - Sukarno Mengapa Sukarno malah memilih ingin membungkam pers? Padahal, sewaktu pemerintahan kolonial Belanda, ia sering “memanfaatkan” pers untuk menyuarakan kritik. Lantas, kenapa Sukarno hanya sudi diwawancarai oleh Cindy Adams, si wartawati asal Amerika Serikat ...