Kemeriahan Lebaran di Purwokerto: Dinporabudpar dan Sanggar Jagabaya Nuswantara Suguhkan Pertunjukan Budaya Memukau

Oleh: Khofifah Nur Maizaroh

Suasana hangat lebaran masih terasa di Purwokerto dengan digelarnya pertunjukan budaya yang memukau pada Kamis malam (17/4/25). Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Banyumas (Dinporabudpar) berkolaborasi dengan Sanggar Jagabaya Nuswantara sukses menyelenggarakan acara spesial bertajuk “Lebaran Bersama Rakyat” di Alun-Alun Purwokerto.

Foto: Bagus Wicaksono

Sejak petang, masyarakat dari berbagai kalangan tampak begitu antusias memadati alun-alun  untuk menyaksikan pertunjukan istimewa tersebut. Pagelaran yang diadakan secara gratis itu menjadi daya tarik tersendiri dengan menghadirkan hiburan yang berkualitas bagi masyarakat yang masih merayakan suasana lebaran.

Foto: Bagus Wicaksono

Tepat pukul 20.00 WIB, kemeriahan malam itu dibuka dengan penampilan drama tari musikal Sendon Rahwana Sinta. Para penari dengan kostum yang indah dan gerakan lincah berhasil menghipnotis para penonton, membawa mereka ke dalam kisah epik Ramayana. Drama musikal tersebut melibatkan berbagai kalangan usia, mulai dari anak SD hingga mahasiswa, bahkan kaum sesepuh. Aila Gita Arundaya, pemeran Buto, mengungkapkan kegembiraannya dapat menjadi bagian dari pementasan tersebut. “Kalau kesan sih, saya senang gitu,” ujarnya. Zeni Puspita (Sinta) dan Suleiman (Rahwana) menambahkan bahwa persiapan untuk drama musikal ini memakan waktu lebih dari satu minggu, meliputi pembacaan alur cerita, pendalaman karakter, hingga gladi kotor dan gladi bersih. “Banyak ya, yang dipersiapkan. Kalau dari kita tim tari, jelas baca untuk alurnya dulu, ya. Ada naskahnya, jalannya ke mana,” kata Zeni Puspita. Suleiman juga menjelaskan bahwa drama musikal ini mencoba menyajikan kisah Ramayana dengan penekanan pada cinta kasih.  

Foto: Bagus Wicaksono

Setelah penampilan drama tari musikal, acara dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit Alengka Binangun yang didalangi oleh Yakut Jedher. Pagelaran wayang tersebut merupakan kelanjutan dari cerita Rahwana Sinta, yaitu Abimanyu Bangun Negara. Alunan gamelan dan kemahiran dalang dalam memainkan tokoh-tokoh wayang kulit mampu mempertahankan antusiasme penonton hingga dini hari. Kisah klasik yang kaya akan nilai-nilai luhur tersebut menjadi tontonan yang menghibur sekaligus memberikan edukasi bagi kalangan muda.

Fendi Rudiyanto, Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Banyumas, menyatakan bahwa acara tersebut merupakan bagian dari program kerja rutin dinas yang bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan kebudayaan daerah. “Kita program kerja ada, kita kebetulan Alhamdulillah untuk tahun 2024 sampai 2029 dengan program pak bupati baru kita, ada di sana program Tilas, memang untuk pengajuan kebudayaan itu memang luar biasa beliau,” tuturnya.

Foto: Amanda Putri Gunawan

Pagelaran ini juga mendapat sambutan positif dari masyarakat. Dimas, mahasiswa asal Bekasi, mengungkapkan kekagumannya atas pengembangan budaya di Purwokerto yang didukung oleh pemerintah. “Karena di Bekasi budaya kayak gini tuh emang masih kurang dikembangkan ya, sedangkan di Purwokerto ini sangat dikembangkan dan juga sepertinya didukung oleh pemerintah,” ujarnya. 

Beberapa pengunjung juga menyampaikan harapannya terkait penyelenggaraan acara serupa di masa mendatang. Alif, pengunjung asal Cilacap berharap agar tempat pertunjukan bisa dipersiapkan lebih baik untuk menampung antusiasme masyarakat. “Tapi mungkin saya harap, nantinya nih, tempatnya bisa lebih dipersiapkan lagi karena mungkin di sini banyak banget masyarakat yang pengen nonton, tapi mereka tuh malah nggak kedapetan tempat gitu loh,” ungkapnya.

Afan, salah satu mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), menilai acara tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya Banyumas. “Menurut saya pagelaran budaya ini penting sih, kalau diadain secara berkala.” katanya. Kemudian Abduh, yang juga mahasiswa Unsoed menambahkan, “Apalagi kita kan, kebanyakan yang datang juga dari generasi muda ya, pastinya kan, enak zaman sekarang tuh ini loh, nggak tau apa sih Ramayana, apa sih wayang kayak gitu? Mungkin dengan adanya penampilan kayak gini tuh buat kita jadi tau ‘oh ternyata budaya Jawa tuh ada ini loh, ada sendratari, ada Ramayana’ kayak gitu,” jelasnya.

Foto: Amanda Putri Gunawan

Selain memberikan hiburan dan edukasi, acara ini juga berdampak positif pada perekonomian lokal. Sudianto, Humas Pedagang Kaki Lima (PKL) alun-alun, menyatakan bahwa acara seperti ini dapat meningkatkan omzet para pedagang hingga 100%. “Kalau kayak gini hampir seratus persen, apalagi didukung dengan cuaca yang cerah kayak gitu, kan,” katanya.

Secara keseluruhan, acara “Lebaran Bersama Rakyat” ini sukses dalam menghibur masyarakat, melestarikan budaya, dan memberikan dampak positif bagi berbagai pihak. 

Editor: Helmalia Putri

redaksi

beritaunsoed.com adalah sebuah media independen yang dikelola oleh LPM Sketsa Unsoed dan merupakan satu-satunya Lembaga Pers Mahasiswa tingkat Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto.

Postingan Terkait

24 Jam Tanpa Henti, Banyumas Ngibing Gairahkan Budaya Tari Tradisional

Oleh: Ryu Athallah Raihan Banyumas Ngibing digelar pada Jumat (02/05/2025) di Alun-Alun Banyumas, Pendopo Bale Adipati…

Kemeriahan Kirab Pusaka: Sukacita di Hari Ulang Tahun Kabupaten Banyumas

Iring-iringan kirab pusaka memadati Jalan Jenderal Soedirman Kabupaten Banyumas pada Minggu (16/25). Kirab pusaka ini merupakan salah satu bentuk kemeriahan dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Banyumas yang genap ke-454 pada 22 Februari nanti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan Lewatkan

Jadi Laki-Laki

Jadi Laki-Laki

Langkah Liar Lunar

Langkah Liar Lunar

Catatan Rusak Negeri

Catatan Rusak Negeri

(Dipaksa) Berkesudahan

(Dipaksa) Berkesudahan

Saat Langit Bernaung Kelam

Saat Langit Bernaung Kelam

Aku Ingin Pergi, Tapi ke Mana?

Aku Ingin Pergi, Tapi ke Mana?