Oleh : Ryu Athallah Raihan

Kirab Pusaka kembali meriahkan Hari Jadi ke-454 Kabupaten Banyumas yang digelar pada Minggu (16/2/2025). Kerumunan warga tampak antusias di sepanjang rute kirab dari Pendopo Wakil Bupati hingga Alun-Alun Purwokerto untuk menyaksikan langsung iring-iringan pusaka bersejarah.
Prosesi kirab dimulai dengan penyerahan Tombak Kiai Genjring di halaman Pendopo Wakil Bupati Banyumas. Rombongan kirab kemudian berjalan sejauh 2 kilometer menuju Alun-Alun Purwokerto sebelum diakhiri dengan Palereman, yakni peletakan kembali pusaka-pusaka di Pendopo Si Panji Purwokerto. Pengiraban dilakukan terhadap 4 pusaka, yakni Tombak Kiai Genjring, Keris Kiai Gajah Endro, Keris Kiai Nalapraja, dan Keris Sempana Bener. Selain itu, sebanyak 31 foto Bupati Banyumas yang pernah menjabat juga turut dalam pengiraban.
Sadewo, Bupati Banyumas terpilih mengatakan bahwa pusaka merupakan tanda perjuangan di masa lalu, di mana para pendahulu berjuang untuk kemakmuran rakyat. Ia juga menambahkan bahwa pusaka tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-454 Banyumas.

Rangkaian acara Kirab Pusaka diwarnai dengan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat. Muhammad Farid, salah satu penyelenggara menjelaskan bahwa peserta kirab yang terlibat mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan kecamatan, hingga para pelajar dari SMK 3 Banyumas dan Kakang Mbekayu Banyumas.
Farid juga menjelaskan, Kirab Pusaka tidak hanya menjadi bagian dari perayaan Hari Jadi Kabupaten Banyumas, tetapi juga berperan penting dalam melestarikan budaya Banyumasan. “Salah satu tujuannya adalah untuk melestarikan budaya Banyumasan, yang kedua untuk meramaikan dalam rangkaian hari jadi, dan yang ketiga karena ini adalah acara tahunan yang mana kegiatan ini diikuti oleh seluruh OPD Banyumas,” tutur Farid.

Kirab Pusaka tahun ini menghadirkan beberapa perbedaan dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini, pemeran Bupati Banyumas pertama, Raden Joko Kaiman, didampingi oleh asisten yang menunggangi kuda untuk menonjolkan peran keluarganya. Tari kalacakra juga dihadirkan sebagai simbol tolak bala untuk menyingkirkan hal-hal tidak baik.
Meski cuaca cukup terik, masyarakat tampak antusias dalam menyambut prosesi Kirab Pusaka. Banyak warga rela berpanas-panasan di sepanjang rute kirab demi menyaksikan iring-iringan pusaka.
Salah seorang warga Desa Pasir Kulon, Arif, merasa bahwa warga Banyumas harus bangga atas para pendahulunya. Ia juga berharap agar Kabupaten Banyumas kedepannya lebih maju dan makmur. “Sebagai warga Banyumas kita harus berbangga dengan para pendahulu-pendahulu. Artinya, tanpa pendahulu kita tidak bisa dalam arti merasakan apa yang ada di Kabupaten Banyumas selama ini gitu,” ucap Arif.

Bupati terpilih, Sadewo Tri Lastiono, juga mengaku bahwa antusias masyarakat sangat luar biasa. Tidak hanya dari Banyumas, tetapi masyarakat luar juga turut berdatangan. “Tadi antusiasme warga sangat luar biasa, bahkan mampu menggerakkan ekonomi. Saya melihat sendiri tadi ada dari Cilacap, juga ada dari daerah lain,” ucap Sadewo.
Tak sampai di situ, Sadewo juga mengatakan bahwa acara Kirab Pusaka adalah acara yang tidak bisa terpisahkan dari Hari Jadi Banyumas yang ke-454. Ia memberikan pesan dan harapan untuk warga Banyumas agar diberikan kebaikan dan kemakmuran. “Harapan saya kedepannya, masyarakat Banyumas selalu diberikan kebaikan dan kemakmuran, karena sekali lagi Banyumas memiliki potensi luar biasa. Taruhlah ini 454 tahun, nanti bisa jadi di 500 tahun kita sudah jaya sekali di Banyumas itu,” tutur Sadewo.
Reporter : Fina Mustanginatul Kirom, Ryu Athallah Raihan, Ghozi Itmam Aldani, Ferry Aditya, Nurul Irmah Agustina, Vivi Aleyda Anwar, Miqda Al Auza’i.
Editor : Helmalia Putri.