Monkeypox, Virus Menular yang Kembali Menjangkit

Ilustrasi: Olga Laura Welly

Monkeypox atau dalam bahasa Indonesia dapat disebut cacar monyet adalah penyakit kulit yang disebabkan karena infeksi virus langka dari hewan (MPXV) MonkeyPox Virus yang serupa dengan penyakit cacar, ditandai dengan adanya bintik bernanah pada permukaan kulit. Monkeypox termasuk dalam kategori penyakit langka yang pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark. Ketika dua wabah penyakit yang serupa dengan cacar terjadi pada hewan kera yang dipelihara sebagai penelitian. Dari sini pula penyakit ini diberi nama monkeypox karena pertama kali ditemukan pada hewan yaitu kera atau monyet. Sementara kasus monkeypox pertama pada manusia terjadi pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Tengah.

WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa, sejak 1 Januari 2022 sampai 31 Juli 2024, terkonfirmasi sebanyak 103.048 kasus dari 121 negara di dunia dengan jumlah kematian sebanyak 229. Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, yaitu 33.556 kasus. Kasus monkeypox pertama di Indonesia terjadi pada tahun 2022, muncul dari seorang laki-laki yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Pada tahun 2024 virus ini masih ada dan tercatat sudah ada 88 kasus cacar monyet selama periode 2022 hingga 2024, dengan sebaran kasus : DKI Jakarta 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, Yogyakarta 3 kasus dan Kepulauan Riau 1 kasus.

Sekilas gejala monkeypox mirip dengan gejala cacar air, namun pada cacar monyet terdapat kelenjar getah bening yang membengkak. Selain itu gejala monkeypox mulai dirasakan 6-16 hari atau dapat berkisar 5 – 21 hari setelah terpapar. Gejalanya pun dibagi menjadi dua kategori, yaitu fase invasi atau fase awal, kemudian akan berlanjut ke fase erupsi yang ditandai dengan munculnya ruam.

  • Fase Invasi atau fase awal
    Adapun gejala awal setelah seseorang terpapar virus monkeypox :
    –       Demam
    –       Sakit kepala
    –       Nyeri otot
    –       Sakit punggung
    –       Adanya pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) yang dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan
    –       Lemas
    –       Badan menggigil
  • Fase Erupsi Kulit
    Fase ini biasanya terjadi 1 – 3 hari atau bisa lebih lama setelah fase invasi.
    Adapun gejalanya ditandai dengan :
    –       Munculnya ruam atau lesi pada kulit, biasanya ruam ini dimulai dari wajah lalu menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap
    –       Kemudian ruam pada kulit tadi berkembang mulai dari bintil merah seperti cacar (maculopapular)
    –       Melepuh dan berisi cairan bening atau nanah
    –       Mengeras hingga akhirnya menjadi kering dan mengelupas.

Gejala cacar monyet akan berlangsung selama kurang lebih 2 – 4 minggu sampai periode lesi atau ruam menghilang.

Penularan virus monkeypox dapat terjadi akibat hewan yang sudah terjangkit atau terinfeksi. Kemudian hewan juga dapat menularkan virus ini pada manusia, entah dari kontak langsung ataupun karena mengkonsumsi daging hewan liar yang sudah terjangkit.

Adapun cara penularan monkeypox antara lain :
–       Kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam monkeypox
–       Kontak fisik dengan hewan yang terinfeksi
–       Menyentuh barang yang terkontaminasi virus monkeypox
–       Menghirup serpihan kulit atau virus dari pakaian, tempat tidur, atau handuk.

Tak hanya secara fisik penularan terjadi, namun dapat melalui barang yang sudah terkontaminasi dengan seseorang yang terjangkit.

Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus dan dapat menular, walaupun indikasi penularannya tergolong lambat, tapi tetap saja berbahaya. Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan penderita baik manusia maupun hewan yang sudah terinfeksi. Ada risiko seseorang yang sudah terpapar virus ini menderita komplikasi seperti bronkopneumonia, sepsis, peradangan jaringan otak dan infeksi pada indra penglihatan hingga berujung kematian,  walaupun dalam kasus ini komplikasi hingga berujung kematian sangat jarang terjadi.

Sebenarnya monkeypox atau cacar monyet ini sendiri termasuk dalam jenis penyakit yang dapat sembuh sendiri. Dengan memberikan penanganan atau pengobatan yang benar dan cepat monkeypox dapat diredakan. Adanya pemeriksaan secara berkala dan benar menjadi faktor penting penyembuhan monkeypox setelah didiagnosis terjangkit, penanganan tersebut di antaranya:
●      Terapi suportif dan simtomatis
●      Pemberian antivirus
●      Mengisolasi diri
●      Menjaga kulit tetap kering, menghindari menggaruk kulit
●      Menjaga kebersihan ruam dengan air steril atau antiseptik

Namun tetap perlu diingat bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati, jadi ada baiknya tetap melakukan pencegahan sebelum terjangkit, dengan cara:
●      Hindari kontak langsung dengan orang atau binatang yang terinfeksi
●      Senantiasa menjaga kebersihan tubuh
●      Biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar
●      Olahraga secara dan tidur secara teratur
●      Pemberian vaksin

Sumber: Risdok Beritaunsoed.com

Referensi :
https://worldhealthorg.shinyapps.io/mpx_global
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id
https://infeksiemerging.kemkes.go.id
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/cacar-monyet
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/cacar-monyet
https://www.halodoc.com/kesehatan/cacar-monyet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *