Kucing Unsoed: Komunitas bagi Para Pecinta Kucing di Unsoed

Oleh: Zahra Nurfitri Laila

Sumber: Instagram Kucing Unsoed

Ditemukan pada tahun 2021, Kucing Unsoed kini bertumbuh menjadi sebuah komunitas bagi para pecinta kucing di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Diprakarsai oleh Lugas Ichtiar, Ketua BEM Unsoed 2020, komunitas ini didirikan atas dasar rasa simpati terhadap kucing-kucing yang ditinggalkan oleh para mahasiswa yang kembali ke kampung halaman. 

Kegiatan yang mereka lakukan bervariasi, mulai dari street feeding, rescue, hingga edukasi tentang kucing di akun Instagram dengan nama pengguna @kucing_unsoed. Edukasi ini disampaikan dalam bentuk infografis. “Edukasi itu penting karena kebanyakan followers Kucing Unsoed punya serta penyuka kucing, tutur Annisa, koordinator divisi Fieldwork, saat ditemui awak Sketsa pada Rabu (14/8). Komunitas Kucing Unsoed berharap program edukasi ini dapat membantu teman-teman yang memiliki kucing di rumah ataupun mereka yang menemukan kucing di jalan. 

Foto: Annisa Nanda Utami

Sebagai komunitas di tingkat universitas, setiap fakultas memiliki penanggung jawabnya masing-masing. Ini buat komunikasi aja. Misal ada laporan kucing sakit, nanti laporannya ke nomor tersebut,” jelas Annisa. Sejauh ini, komunitas Kucing Unsoed memiliki 4 divisi, meliputi Sekretaris dan Bendahara (Sekben), Fieldwork, Kewirausahaan, serta Media dan Informasi (Medinfo) dengan jumlah anggota yang belum sampai 50 orang. 

Dengan identitasnya yang merupakan sebuah komunitas alih-alih organisasi, Kucing Unsoed kerap mengalami beberapa kendala. Mayoritas kendalanya berkaitan erat dengan kesediaan para anggota dalam menjalankan tugas. Annisa menuturkan, “Beberapa orang punya prioritas yang lebih tinggi. Kadang ada yang hanya ikut komunitas karena Fear of Missing Out (FOMO), tetapi sulit bila diajak street feeding.” Namun, ia menambahkan bahwa divisi Fieldwork mengadakan kegiatan sejenis street feeding sebulan sekali untuk mengatasi kendala tersebut. Di sisi lain, identitas ini turut membawa dampak baik. Salah satu contohnya adalah pemberian diskon dari klinik ketika kucing-kucing tersebut melakukan sterilisasi. 

Foto: Annisa Nanda Utami

Memiliki kegiatan yang bermacam-macam, komunitas Kucing Unsoed selalu membuka open donasi di awal bulan sebagai langkah penggalangan dana. Open donasi ini dilakukan dengan cara penyebaran pamflet yang diperuntukkan kepada masyarakat umum. Walaupun begitu, terdapat hari di mana total dana tidak dapat mencukupi biaya perawatan kucing yang sakit. “Pernah nombok. Kalo nggak dari open donasi, ya dari keluarga,” ujar Annisa. Ia menuturkan apabila ada kucing yang benar-benar membutuhkan pertolongan segera, mereka akan memutar otak agar dana tetap dapat mengalir untuk membiayai pengobatan si kucing. Sehubungan dengan itu, mahasiswa umum di luar komunitas juga dapat ikut berkontribusi lewat program street feeding dan open donasi.

Foto: Annisa Nanda Utami

Di waktu yang akan datang, Annisa berharap akan semakin banyak orang yang tertarik untuk bergabung dalam komunitas Kucing Unsoed guna melestarikan eksistensi komunitas. Ia juga berharap agar mahasiswa menjadi lebih melek dengan kucing-kucing di kampus karena mereka juga berhak memiliki kehidupan yang baik.

Reporter: Zahra Nurfitri Laila, Miqda Al-Auza’i, Maula Rizki Aprilia

Editor: Khofifah Nur Maizaroh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *