Oleh: Nilta Maya Shofa
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) baru saja menggelar kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) bertajuk Soedirman Student Summit (S3). Puncak acara dari PMB ini dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 12-13 Agustus di dua lokasi, yaitu Graha Widyatama dan fakultas. Di balik kemeriahannya, pelaksanaan S3 terbagi menjadi dua gelombang yang pada akhirnya memicu respon berupa kekecewaan mahasiswa. Dikabarkan, pembagian gelombang ini disebabkan oleh pembatasan izin lokasi S3 oleh birokrat; dari semula bertempat di Gedung Olahraga Soesilo Soedarman (GOR Soesoe) yang dapat menampung semua mahasiswa baru (maba) menjadi Graha Widyatama dengan kapasitas terbatas.
Pembatasan Izin GOR Soesoe
Presiden BEM Unsoed, Maulana Ihsanul Huda, mengatakan bahwa S3 sebelumnya telah dirancang untuk diselenggarakan di GOR Soesoe. Lokasi dipilih dengan mempertimbangkan kapasitas graha yang tidak mungkin menampung semua maba. Sayangnya, pihak universitas tidak menyambut baik rencana tersebut. “Awal bulan Juli mulai ada omongan bahwasanya kita tidak boleh dan tidak diizinkan di GOR Soesoe,” ujar Ihsan pada Minggu (11/08). “Kita tetap mengajukan dan memperjuangkan bagaimana S3 ini di GOR Soesoe seperti itu, tapi memang izin tidak keluar; izin tidak kunjung dikeluarkan,” lanjutnya.
Audiensi dengan pihak rektorat telah banyak dilakukan guna mendapatkan izin lokasi. Namun, upaya tersebut tidak kunjung membuahkan hasil. “Kenapa akhirnya tidak diizinkan itu alasannya karena keselamatan gitu. Keselamatan menjadi hal utama dari pihak birokrat rektorat kenapa GOR Soesoe ini tidak diizinkan,” ungkap Ihsan. Kondisi GOR Soesoe saat ini memang belum cukup memadai, dari fasilitas yang masih kurang hingga cuaca kota Purwokerto yang dapat berubah kala acara berlangsung.
Harum Listiyani, Presiden BEM FIB Unsoed menyayangkan alasan tersebut, “Seharusnya, pihak kampus sudah menyiapkan tempat untuk diadakan pengenalan ospek tingkat universitas ini, di tempat yang sudah bisa memungkinkan untuk maba yang akan diterima dan keamanan mereka terjamin,” ungkapnya saat diwawancarai awak Sketsa pada Rabu (13/08). Hal yang sama dirasakan Ihsan, mengingat keselamatan maba juga sudah dipertimbangkan oleh BEM Unsoed. Terkait keputusan pihak rektorat, BEM Unsoed pun menawarkan opsi lain yang pada akhirnya tetap ditolak. Selanjutnya, keputusan akhir dari masalah ini adalah dengan membagi maba ke dalam dua gelombang dan melakukan kegiatan S3 secara bergantian di graha dan fakultas. Hingga S3 berakhir, belum ada press release resmi mengenai izin lokasi yang dikeluarkan oleh birokrat.
Pembagian Maba menjadi Dua Gelombang
Upaya pembagian maba ke dalam dua gelombang bertujuan untuk memberikan pengalaman S3 terbaik bagi maba meski terhalang masalah daya tampung lokasi. “Kita coba cari jalan tengah, mencari win-win solution di sana. Ya sejauh itu, ini yang terbaik bagaimana kita switch dengan maba yang berada di fakultas maupun graha,” ucap Ihsan. Ia juga menuturkan bahwa pihak BEM Unsoed dan S3 telah berusaha seadil mungkin dalam mempersiapkan rangkaian acara, baik untuk gelombang 1 maupun gelombang 2.
Meski merupakan solusi terbaik, pembagian ini tentu tetap membawa dampak bagi panitia S3, panitia fakultas, maupun maba sendiri. Fokus panitia menjadi terpecah karena harus melaksanakan kegiatan di dua lokasi. Selain itu, hal ini memunculkan kekecewaan maba dan kecemburuan sosial antara maba gelombang 1 ke gelombang 2 maupun sebaliknya.
“Sangat disayangkan juga sebenernya. Kasian si buat teman-teman yang di gelombang 2 tadi, misalkan excited buat nonton speaker-nya atau guest-nya jadi harus via zoom begitu,” ujar Zaskia, salah satu maba gelombang 1 kepada awak Sketsa pada Senin (12/08). Tanggapan serupa disampaikan oleh maba lain yaitu Alvina. Ia merasa agak kecewa lantaran tidak dapat mengikuti kegiatan S3 hari kedua di graha. “Sebenarnya sedikit kecewa, tapi ga kecewa banget karena hari ini kan ada kak Maudy ya, jadi aku ya puaslah puas,” tuturnya. Respon lain diungkapkan maba gelombang 2, Tri Subekti pada Selasa (13/08). ”Keluhannya ya, paling ya, ngantuk gitu karena kan acaranya itu zoom terus.”
Harapan S3 Tahun Selanjutnya
Maba memiliki harapan besar agar S3 tahun selanjutnya diselenggarakan di satu lokasi. Tidak perlu lagi adanya pembagian gelombang dan perbedaan lokasi seperti tahun ini. Dengan demikian, seluruh maba dapat merasakan euforia S3 yang sama. “Karena kita kan gak tau ya euforia di setiap gelombang pertama gelombang kedua itu kaya gimana,” ungkap Alvina.
Menyikapi masalah ini, Ihsan mengharapkan pihak rektorat kedepannya dapat lebih mendengarkan mahasiswa dan tidak hanya berpihak pada kepentingan birokrat. Ia juga menginginkan solusi dari pihak rektorat untuk lokasi PMB yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan maba. “Ya, ayolah, sediakanlah tempat yang memang betul-betul memadai untuk nantinya teman-teman mahasiswa baru bisa merasakan Penerimaan Mahasiswa Baru itu sendiri,” jelasnya.
Reporter: Nilta Maya Shofa, Fina Mustanginatul Kirom, Fadhilah Aulia Zulfa, Olga Laura Welly, Fifiana Nur Asabila, Sri Hari Yuni Rianti, Balqist Maghfira Xielfa
Editor: Zahra Nurfitri Laila