HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sering diartikan sebagai dua hal yang sama. Namun, sebenarnya keduanya merupakan dua hal yang berbeda. HIV merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit. HIV inilah yang menyebabkan penyakit AIDS. Sedangkan AIDS merupakan suatu kumpulan gejala yang muncul ketika stadium infeksi HIV sudah sangat parah. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya penyakit kronis lain, seperti kanker dan berbagai infeksi oportunistik yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Penderita AIDS kerap diidentikkan sebagai seseorang dengan pergaulan yang bebas dan tidak sehat. Padahal, pergaulan bebas yang tidak sehat tidak selalu menjadi penyebab seseorang menderita AIDS. Bahkan, anak-anak yang belum mengerti apa-apa dapat terkena penyakit ini. Hal ini dapat disebabkan oleh penularan penyakit sewaktu anak masih di dalam kandungan yang ditularkan melalui plasenta ibu pengidap HIV/AIDS. Penularan HIV/AIDS pada anak juga dapat terjadi ketika menyusui.
Dikutip dari unaids.org, di tahun 2021 terdapat sekitar 38.4 juta orang yang hidup dengan penyakit HIV. Sebanyak 1.5 juta di antaranya baru terinfeksi virus HIV. Sementara itu, jumlah penderita yang meninggal akibat AIDS sebanyak 650.000 pada tahun 2021. Kematian akibat AIDS terus berkurang tiap tahunnya. Tercatat, jumlah kematian akibat AIDS menurun 68% sejak tahun 2004. Sejak 2010, kematian akibat AIDS pada perempuan menurun sebesar 57%, sedangkan pada laki-laki, kematian menurun sebanyak 47%.
Pada tahun 2021, 70% penyumbang infeksi HIV secara global adalah pekerja seks dan klien mereka, laki-laki gay yang berhubungan seks, Penasun (pengguna NAPZA suntik), transgender, dan pasangan seksual mereka. Sementara itu, di Afrika sub-Sahara, kasus HIV/AIDS banyak terjadi pada wanita. Parahnya, kebanyakan kasus infeksi HIV baru berasal dari kalangan remaja perempuan. Tercatat, enam dari tujuh infeksi HIV baru berasal dari remaja perempuan dengan usia 15-19 tahun. Menurut UNAIDS (United Nations Programme on HIV and AIDS) atau pendukung utama untuk aksi global terhadap epidemi HIV, anak perempuan dan remaja perempuan dengan usia 15-24 tahun dua kali lebih berisiko terkena HIV dibandingkan dengan remaja laki-laki. Pada tahun 2021, Afrika sub-Sahara menguasai angka 63% penderita HIV/AIDS yang berasal dari perempuan dewasa dan anak perempuan.