Menuju Titik Terang Perbaikan PKM Unsoed

Oleh: Catur Mukti Wibowo

Toilet gedung PKM bagian selatan yang terbengkalai dan dipenuhi barang-barang tidak terpakai (13/8).
Foto: Catur Mukti Wibowo.

Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu penunjang aktivitas mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat di luar dunia akademik. Namun, kondisinya masih dikatakan buruk. Hingga saat ini, belum tampak adanya perbaikan dari fasilitas yang ada di PKM, padahal kegiatan mahasiswa sudah mulai dilakukan secara luring. Satu-satunya pembangunan yang dilakukan akhir-akhir ini hanyalah pembangunan gedung baru di area belakang PKM. Buruknya fasilitas PKM yang sering dikeluhkan meliputi jangkauan Wi-Fi yang tidak merata, toilet yang rusak dan kotor, hingga musala yang tidak terawat. Hal ini tentu menghambat aktivitas mahasiswa di area PKM. Selain itu, keamanan juga menjadi pertanyaan bagi banyak mahasiswa yang beraktivitas di PKM.

Perjalanan Fasilitas Pusat Kegiatan Mahasiswa

Sudah tujuh tahun berlalu sejak LPM Sketsa memberitakan hal serupa. Pada Juni 2015, LPM Sketsa menerbitkan tulisan yang berjudul “Fasilitas PKM Buruk, Reaksi BEM Unsoed Dinilai Lamban”. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa beberapa fasilitas berada dalam kondisi yang buruk. Mulai dari toilet yang rusak, Wi-Fi yang tidak stabil, keran wudu yang kadang mati, dan masalah air yang tidak menyala. Tujuh tahun berjalan, ternyata masalah kemacetan perbaikan fasilitas yang kurang lebih sama ini masih terjadi hingga sekarang.

Toilet gedung utara yang tidak ada lampu dan kotor (13/8). Foto: Catur Mukti Wibowo.

Hal ini dirasakan oleh Syahrul dari UKM Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Saat ditemui awak Sketsa pada Senin (20/7), ia menuturkan bahwa Wi-Fi hanya ada di gedung sebelah utara sekretariat PSHT dan sulit untuk tersambung. Mayoritas kamar mandi rusak dan tidak layak untuk digunakan, kecuali yang berada di gedung baru. Di hari yang sama, Bayu, dari UKM Seigokan juga menyayangkan kondisi PKM sekarang. “Kalau untuk dikatakan optimal itu belum. Apalagi di sekitar PKM Unsoed ini masih banyak fasilitas yang kurang, contohnya seperti kamar mandi. Di sebelah sekre Sketsa kamar mandinya tidak ada lampu, pintunya juga bolong. Untuk WC juga tidak layak pakai, untuk yang layak pakai itu di gedung baru. Untuk fasilitas lain seperti tempat ibadah (juga-red) masih kurang bersih, sajadahnya sudah kotor lama tidak diganti. Lantainya juga kotor, kadang ada jejak kaki. Mending dikasih karpet atau apa untuk alas,” ujarnya.

Norman Arie Prayogo, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni memberi tanggapan terkait keluhan fasilitas yang ada di PKM. Menurutnya, pihaknya telah turun ke lapangan untuk menanyai beberapa mahasiswa dan memeriksa kondisi PKM. Pengajuan anggaran tahun ini juga sudah mendapat persetujuan dan siap untuk melakukan perbaikan PKM. “Anggaran yang turun tahun ini cukup besar. Mengingat tiga tahun pengajuan untuk ormawa tidak pernah disetujui dan tahun ini baru mendapat persetujuan, sehingga perbaikan akan segera dilaksanakan. Pembangunan pada bulan dua belas (Desember-red) tahun ini sudah harus mulai digarap karena ini merupakan pertanggungjawaban ke pihak atasan,” tuturnya.

Kekhawatiran Mahasiswa Akan Minimnya Pengamanan

Sementara dari sisi keamanan sendiri, Bayu juga berpendapat bahwa di PKM belum aman karena walaupun di depan terdapat Pos Satpam, tetapi tidak ada satpam yang berjaga. Justru lebih tampak seperti 24 jam tanpa pengamanan. Di sisi lain, Syahrul menuturkan bahwa dulu sempat ada satpam, namun sekarang sudah tidak pernah terlihat. Terakhir ia melihat sekitar awal tahun 2022.

“Kalau (dari-red) aku kurang, harusnya ada yang menjaga di situ, karena ya selain anak-anak di sini kadang sampai malam, terus perlu adanya pihak lain dari Unsoed terkait petugas satpam,” ujar Fikra, dari Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) saat diwawancarai mengenai keamanan PKM pada Senin (20/7).

Pos Satpam yang kosong dan tidak terawat (13/8). Foto: Catur Mukti Wibowo.

Saat diwawancarai oleh awak Sketsa pada Rabu (22/7), Rezky selaku Menteri Dalam Negeri (Dagri) BEM Unsoed menjelaskan bahwa memang tidak ada satpam khusus untuk berjaga di PKM. “Karena walau ada Pos Satpam, tetapi satpam PKM itu sharing dengan satpam kampus belakang. Sama halnya juga dengan cleaning service yang ada di PKM, (itu-red) juga sharing dengan kampus belakang. (Jadi-red) tidak ada satpam dan cleaning service yang dikhususkan untuk bertugas di PKM,” tuturnya.

Hartono, satpam yang bertugas di gerbang masuk area Gelanggang Olahraga (GOR) Soesilo Soedarman Unsoed menjelaskan bahwa tidak adanya satpam khusus di PKM dikarenakan kurangnya personel. Hal ini selaras dengan apa yang dituturkan oleh Norman. Menurutnya, tidak adanya satpam khusus PKM karena keterbatasan budget yang dimiliki rektorat sehingga personelnya pun harus dibatasi. Ia juga mengatakan akan ada evaluasi lagi dengan pihak satpam terkait beberapa area yang tidak terjamah.

Jawaban Atas Keresahan Bertahun

Berdasarkan pengamatan dari awak Sketsa pada Sabtu (13/8), ada sekitar 6 titik toilet di PKM. Dari 6 titik tersebut, 3 titik yang meliputi area lantai dua gedung baru, lantai satu dan dua gedung sebelah utara mengalami kerusakan di bagian lampu. Sebenarnya, untuk lampu toilet di sebelah dan depan sekretariat LPM Sketsa juga sempat mengalami kerusakan. Namun, pada tanggal 8 Agustus telah diadakan perbaikan setelah pihak kelistrikan rektorat melihat kondisi lampu ketika memperbaiki lampu sekretariat LPM Sketsa. Sementara dari segi kebersihan, semua titik belum bisa dikatakan bersih.

Rezky dari BEM Unsoed sebagai salah satu pihak yang mengelola PKM turut mengiyakan bahwa fasilitas PKM ini kurang layak dan bahkan bisa dikatakan cukup memprihatinkan. Proses administrasi pengajuan di Unsoed juga dinilai cukup ribet. Ia mengatakan bahwa sudah ada upaya dari Dagri untuk menjaring aspirasi dari UKM-UKM yang berada di PKM untuk kemudian diajukan bersama ke rektorat.

Selain pendanaan untuk perbaikan PKM yang sudah dianggarkan, Norman menambahkan bahwa nantinya setiap UKM akan mendapatkan sekitar dua puluh sampai tiga puluh juta untuk membeli peralatan yang dapat menunjang kegiatan mahasiswa, dari total anggaran yang hampir menyentuh angka empat ratus juta. Setiap UKM juga akan mendapat komputer baru untuk menunjang aktivitas mereka.

Reporter: Catur Mukti Wibowo, Eli Tri Wahyuni, Fadlilah Aulia, Nida Ismiatun Azzahra, Aprilia Ani Fatimah

Editor: Aprilia Ani Fatimah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *