Oleh: Emerald Magma Audha
Buruknya fasilitas Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) bayak dielukan oleh beberapa pengguna PKM. WIFI yang lelet, toilet yang tidak berfungsi, tempat wudlu yang tidak keluar airnya dan lain sebagainya. Muhammad Immadudin Shidiq, salah satu pegiat Unit Kegiatan Penalaran dan Riset (UKMPR) menyayangkan buruknya fasilitas di PKM. “Banyak toilet yang rusak dan nggak layak, padahal itu yang paling penting. Tempat wudlu juga nggak nyala, wifi juga lemot kadang nyambung kadang nggak. Upaya BEM buat nyelesein masalah ini belum kelihatan,” ujarnya saat diwawancarai pada Kamis (4/6).
Hal tersebut juga diamini oleh Raditya Fauzan Ali yang merupakan pegiat KSR PMI (1/6) “Banyak toliet yang rusak, air nggak nyala (keluar-red), kran buat wudlu juga mati. Hal tersebut tentunya berdampak terhadap kenyamanan mahasiswa khususnya yang sering beraktivitas di PKM,” paparnya. Cipta Aji Pranadika Bintang Nagara, salah satu mahasiswa Fakultas Hukum, berpendapat bahwa seharusnya pemaikai pun harus menjaga fasilitas PKM. “Sebenarnya pemakai PKM sendiri juga harus ikut menjaga, karena banyak mahasiswa yang makai toilet yang sembrono atau mungkin asal-asalan,” ujarnya pada Senin (8/6).
Menurut pengamatan SKETSA, sekitar 8 toilet yang terdapat di PKM 6 di bawah dan 2 di atas), akan tetapi hanya 3 toilet yang dapat difungsikan. Satu diantaranya ditutup dan 4 lainnya tidak difungsikan karena karena air tidak mengalir. Dari 3 toilet yang berfungsi, terletak di samping Sekretariat UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen Protestan (PMKP) dan di lantai 2 sebelah barat Sekretariat UKM Futsal, itu pun kondisinya kotor, salah satunya tidak ada penampung air dan kerannya bocor. Mahasiswa yang hendak salat di PKM juga mengalami kesulitan akibat tempat wudlu juga tidak berfungsi.
Ketika ditanya mengenai upaya BEM Unsoed terkait permasalahan fasilitas di PKM, menurut Radit-begitu sapaan akrabnya, BEM Unsoed hanya lebih memfokuskan pada masalah yang besar, sedangkan masalah yang ada di sekitar namun vital seperti mengenai fasilitas PKM, mereka kurang tanggap. “BEM lebih ngurusin yang isu-isu gede yang punya pamor doang kayak masalah kenaikan BBM dll, sementara yang dekat dengan mereka nggak diperhatikan, jadi mereka cuma pengin pencitraan. Padahal sebenarnya mereka punya power buat nekan Rektorat agar segera membenahi fasilitas PKM yang buruk, cuma mereka nggak bisa maksimalin itu,” terangnya. Raditya Fauzan Ali juga menambahkan sebagai bentuk kekecewaannya terhadap kinerja BEM Unsoed yang belum mencapai suatu prestasi.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Dalam Negeri BEM Unsoed Putri Hildayanti, Senin (1/6) menyatakan bahwa telah mengajukan permohonan terkait pembenahan fasilitas PKM. “Kita udah ngajuin surat satu kali pas awal kepengurusan BEM ke rektorat untuk perbaikan fasilitas PKM, beberapa waktu lalu juga udah minta konfirmasi lagi. Pihak rektorat udah nerima, bilang nanti kita (pihak rektor-red) proses,” jelas Putri.
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com.