
Oleh: Ryu Athallah Raihan

Gelanggang Olahraga (GOR) Soesilo Soedarman (Soesoe) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) resmi memberlakukan tarif masuk baru bagi masyarakat umum mulai Januari 2025. Kenaikan ini diterapkan oleh pihak kampus sebagai hasil evaluasi pemanfaatan fasilitas pasca-renovasi. Pemberlakuan tarif baru ini sontak menjadi sorotan masyarakat Purwokerto, terutama pengguna rutin GOR Soesoe yang merasakan langsung dampaknya. Kebijakan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan penggunaan aset universitas dengan prioritas layanan bagi civitas akademika, sebagaimana dijelaskan oleh pihak Badan Pengelola Usaha (BPU) Unsoed.
Kepala BPU Unsoed, Adi Indrayanto, menegaskan bahwa kebijakan ini tidak berkaitan dengan kebijakan efisiensi anggaran yang tengah berlangsung. “Jadi itu nggak ada ya hubungannya dengan efisiensi. Kenaikan ini murni karena evaluasi penggunaan optimal dari GOR serta setelah dilakukan perbaikan,” ujarnya dalam wawancara, pada Senin (10/3/2025).
Adi menjelaskan bahwa fokus utama GOR Soesoe adalah memberikan layanan kepada civitas akademika Unsoed, terutama mahasiswa. Oleh karena itu, tarif untuk mahasiswa tidak mengalami perubahan. Penyesuaian hanya diberlakukan bagi masyarakat umum yang memanfaatkan fasilitas di luar kepentingan akademik.
Tarif Baru yang Diberlakukan
Penyesuaian tarif baru yang diberlakukan di GOR Soesoe mengacu pada Surat Keputusan Rektor Unsoed Nomor 1271/UN23/PL.14/2025 tentang Tarif Layanan Penggunaan Lahan, Gedung, dan Ruangan. Adapun rincian tarif terbaru adalah sebagai berikut:
- Mahasiswa Unsoed: Rp2.000 (Senin–Sabtu), Rp3.000 (Minggu)
- Pegawai Unsoed: Rp5.000
- Masyarakat Umum (Anak-anak): Rp5.000
- Masyarakat Umum (Dewasa): Rp10.000
“Yang dikenakan biaya Rp2.000 atau Rp3.000 itu adalah layanan tambahan. Kalau kegiatan mahasiswa yang berhubungan langsung dengan kurikulum, seperti olahraga dalam mata kuliah, itu gratis,” jelas Adi.
Bukan Sekedar Kenaikan, Tetapi Penataan Arah
Renovasi GOR Soesoe yang berlangsung pada akhir tahun lalu dinilai menjadi momentum tepat untuk mengevaluasi arah kebijakan penggunaan fasilitas. BPU Unsoed menegaskan bahwa GOR akan difokuskan kembali sebagai sarana penunjang pendidikan, bukan sekadar ruang publik untuk kegiatan olahraga. “Unsoed punya tanggung jawab utama pada civitas akademikanya. Layanan umum tetap ada, tapi disesuaikan agar tidak mengganggu prioritas utama kami,” tutur Adi.
Harapan ke Depan
Adi berharap seluruh layanan di bawah pengelolaan BPU Unsoed dapat terus berjalan optimal, meskipun berada dalam tekanan kebijakan efisiensi anggaran nasional. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas layanan, khususnya yang berkaitan langsung dengan kegiatan pendidikan dan kemahasiswaan. “Kami ingin tetap memberikan layanan yang baik, dan tentu berharap Unsoed bisa menjadi kampus yang semakin maju,” tutupnya.
Editor: Nurul Irmah Agustina