Oleh: Priya Oktaviana Purwandhani*
Ke kebun binatang melihat panda
Pandanya tersenyum bahagia
Indonesia negara kaya raya
Tapi rakyat miskin di mana-mana
Pergi mengaji ke takbir akbar
Sambil membawa semangkuk kolak
Pejabat koar-koar ingin didengar
Rakyat cukup diam tanpa mengelak
Mandi pagi hari mau ke mana?
Sudah wangi, eh ingin berak
Kenyataannya hak rakyat di mana?
Justru dijadikan seorang budak
Coklat manis made in Swedia
Harganya membuat mata terbuka
Si kaya semakin berwibawa
Si miskin hanya menutup luka
Pelukanmu sungguh erat
Membuat hatiku terperanjat
Peraturan sangatlah ketat
Membuat sengsara para rakyat
Barak Obama orang Amerika
Sangat-sangat bersahaja
Pejabat bilang A ya harus A
Rakyat hanya iya-iya saja
Esok hari pergi ke Kenya
Jangan lupa bertemu Martin
Hidup seperti surga katanya
Jelas tidak bagi si miskin
Dua sejoli asik berpacaran
Tak lupa bertatapan mata
Banyak keringat bercucuran
Bahkan berlinang air mata
Kau manis sangat memikat
Membuat hati lebar terbuka
Tak nampak tak terlihat
Si miskin senyum menutup luka
Pergi ke bank mengambil uang
Pulangnya diantar abang
Kerja keras banting tulang
Sungguh nasib yang malang
Ingin hati bertemu dia
Dia pergi dengan lainnya
Mereka yang kaya bahagia
Bisa memiliki segalanya
Orang tidur akan bermimpi
Jika berdiri ayolah lari
Apa daya yang miskin begini
Tidak pernah dihargai
Malam yang sunyi ini
Ingin bertemu tambatan hati
Walaupun miskin begini
Tapi harus rendah hati
Membawa bekal dalam tas
Tasnya bermerek Atlas
Tak apa serba terbatas
Asal tenaga tiada batas
Rasa rindu berdebar dalam dada
Menginginkan bertemu Anda
Jangan salahkan keadaan yang ada
Berbahagialah apa adanya
Sorak sorak bertepuk tangan
Senang sekali bermain dengannya
Begitulah kalimat yang diucapkan
Oleh si miskin dalam kehidupannya
*Mahasiswa Fisip Unsoed angkatan 2020