Elak

Keruh air mata kendi untuk Elak. Ilustrasi: Ari Mai Masturoh.
Keruh air mata kendi untuk Elak. Ilustrasi: Ari Mai Masturoh.

Oleh: Yenny Fitri Kumalasari

I.

Kutulis surat untuk laut

Angin menghembusnya

Kutulis pula pada pasir

Ombak menggulungnya

Lalu, kutulis padamu

II.

Denting jam dinding kurasaberhenti

Angin malam laksana engganmenghampiri

Dan dirimu, di balikPintu itu, memunggungi

III.

Baru saja kulihat pria menangisdi balik kopiahnya

Dengan air kendi dan asap batangsembilan senti

IV.

Air tak pernah sekeruh ini,katanya

Beriak kecil namun kontinu

Ini aurora, meski berharapfatamorgana

V.

Hei, apakah kau melihat

perempuan mati sore tadi?

*Penulis adalah sedang mempelajari fisika di FMIPA Unsoed,Pemimpin Perusahaan LPM Sketsa.

Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses oleh pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *