
Oleh: Manda Damayanti

Identitas Film
Judul : When Marnie Was There (bahasa Jepang: 思い出のマーニー)
Produser : Yoshiaki Nishimura
Sutradara : Hiromasa Yonebayashi
Penulis Naskah : Masashi Andō, Keiko Niwa, Hiromasa Yonebayashi (berdasarkan novel dengan judul yang sama karya Joan G. Robinson)
Rumah Produksi : Studio Ghibli
Tahun rilis : 2014
Durasi : 103 menit
Bahasa : Jepang
Pengisi Suara : Sara Takatsuki, Kasumi Arimura, Ken Yasuda, Nanako Matsushima, Toshie Negishi, dkk.
Sinopsis
Sasaki Anna, gadis berusia dua belas tahun itu lebih senang menyendiri setelah mengetahui fakta bahwa Sasaki Yoriko bukan ibu kandungnya. Ia menjauh dari teman-temannya sehingga tidak memiliki teman di sekolah. Padahal, sebelumnya Anna adalah anak yang ceria.
Suatu hari, asma yang diderita Anna kambuh hingga membuatnya tak sadarkan diri di sekolah. Yoriko memanggil dokter kepercayaannya untuk memeriksa Anna. Setelah itu, dokter menjelaskan bahwa stress yang Anna alami menjadi pemicu asma kambuh. Dokter juga menyarankan agar Anna pergi ke suatu tempat yang bisa membuatnya menjadi lebih baik. Yoriko pun mengirim Anna ke rumah saudaranya, Om dan Tante Oiwa, di pedesaan yang terletak antara Kushiro dan Nemuro. Desa di pesisir laut yang masih asri dan berudara segar itu merupakan tempat terbaik bagi pemulihan fisik sekaligus psikis Anna. Meskipun berat, Yoriko membiarkan Anna tinggal bersama saudaranya dan membekali Anna dengan kartu-kartu pos sebagai alat komunikasi mereka.
Di hari kedatangannya, Anna mengantar surat ke kantor pos pada sore hari. Saat itu, Anna bertemu warga setempat dan langsung melarikan diri untuk menghindarinya. Anna berlari dengan terburu-buru hingga ia terperosok ke tepi rawa. Di sanalah Anna menemukan tempat yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak asing. Sebuah vila kuno ala Eropa berdiri di seberang rawa. Karena rawa sedang surut, Anna nekat menyebrangi rawa itu menuju vila tersebut. Bangunan tua yang tak terurus itu menunjukkan bahwa tempat tersebut telah lama ditinggalkan. Tetapi, tempat tersebut mampu membuat Anna merasa nyaman dan sangat terikat.
Hari semakin sore, Anna kembali ke alam sadar dan menyadari bahwa dirinya telah tertidur di halaman vila tersebut. Ketika ia hendak kembali ke rumah Oiwa, air rawa menjadi pasang. Untunglah datang seorang nelayan tua bernama Toichi membantunya menyeberangi rawa. Mulai saat iu, Anna sering bermimpi bahwa ia melihat seorang gadis berambut pirang tinggal vila itu. Ia bermimpi bahwa di vila tersebut masih terdapat kehidupan.
Hingga pada suatu festival, Anna mencoba berbaur dengan teman-teman barunya di sana. Namun, kondisi mental Anna yang masih sensitif membuatnya salah langkah dan kembali menjauh dari kerumunan. Saat itu lah Anna kembali pergi ke tepi rawa, dan ajaibnya, mimpinya menjadi kenyataan. Ia bertemu Marnie, sosok berambut pirang yang sering muncul dalam mimpinya, yang tinggal di vila itu.
Sejak saat itu, Anna kerap mengunjungi vila dan berbincang dengan Marnie, yang ia anggap sebagai sahabat terbaiknya. Namun, perlahan ia menyadari bahwa semua itu hanya ilusi semata, sekaligus sebagai petunjuk baginya untuk mendapatkan titik terang dari kisah hidupnya selama ini.
Ulasan
When Marnie Was There merupakan salah satu film animasi dengan plot twist terbaik. Kisah kelam di balik sosok Marnie berhasil mengajak para penonton ikut menerka-nerka siapa ia sebenarnya, apa hubungannya dengan Anna, dan spekulasi negatif terkait persahabatan Anna dan Marnie. Alur yang kompleks dan detail juga membuat film ini berhasil meraih berbagai penghargaan, termasuk Best Animated Feature Film of the Year. Cara tim produksi menyuguhkan karakter Anna dan yang lainnya menjadi terlihat “hidup” sangat patut diapresiasi. Pesan moral yang melekat pada kisah ini dapat membuat penonton mendobrak pintu mata dan hati untuk mengetahui arti “kasih sayang” yang didapatkan, terutama dari keluarga. Tak lupa pentingnya peran seorang sahabat, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Oleh karena itu, menutup diri dari lingkungan sekitar bukan hal yang baik, maka carilah teman untuk bertukar cerita.
Selain itu, film animasi ini memiliki grafis yang sangat memanjakan mata. Komposisi warna dari ilustrasinya membuat penonton terbawa suasana seolah penonton mengalami dan ingin masuk ke dalam latar tempat yang mereka ciptakan. Perpaduan dua latar waktu berbeda juga disajikan dengan rapi seakan-akan hanya memiliki satu latar.
Namun, film animasi ini mungkin kurang cocok bagi penonton yang lebih menyukai alur tunggal. Alur di film ini tergolong ke dalam kategori alur campuran dengan dua latar waktu berbeda, yang bagi sebagian orang dapat mengalami kesusahan dalam menjiwai alurnya. Selain itu, hubungan antara Anna dan Marnie sering kali dianggap menyeleweng dari norma karena kedekatan mereka yang terlalu manis, yang bisa diartikan sebagai hubungan asmara sesama jenis. Maka dari itu, hubungan kedekatan Anna dengan Marnie ini perlu dibungkus lebih realistis lagi sebagai seorang “sahabat” atau “keluarga”. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari perspektif negatif dari para penonton.
Rekomendasi
Film ini sangat direkomendasikan, terutama bagi pecinta film dengan tema persahabatan dan keluarga. Alurnya yang ringan namun sebenarnya kompleks dapat mengurangi rasa bosan ketika menontonnya. Pesan moral yang terkandung dalam film ini pun dapat mengubah cara pandang hidup, bahwa kita tak dapat menyimpulkan sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja. Tetapi, carilah kebenaran yang sebenar-benarnya. Tonton film ini dengan orang tersayang dan jelajahi kisah tersembunyi dari Anna dan Marnie!
Editor: Khofifah Nur Maizaroh