Oleh: Rizqy Noorawalia Febryanni
Pada tahun 2022, Mohammad Albi Abdillah, seorang mahasiswa Agribisnis Unsoed angkatan 2019 merintis sebuah usaha baru bernama Ojek Campoes. Usaha ini berada di bawah naungan Campoes Group (sebuah perusahaan induk yang berbasis di Purwokerto -red). Ojek Campoes lahir dari keinginan memberdayakan mahasiswa untuk berwirausaha dan telah membuktikan eksistensinya dalam dua tahun terakhir.
Mulanya, Ojek Campoes berfokus pada jasa transportasi untuk mengantar orang, barang, serta makanan. Namun, seiring waktu atas adanya kebutuhan mahasiswa, hadirlah sub-usaha baru yakni Kost Solutions yang melayani reparasi barang, duplikat kunci, pindahan kos, hingga bersih-bersih kamar kos. Bertambahnya penawaran sejalan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan. Sesuai tujuan berdirinya, Albi ingin memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk tetap berpenghasilan di tengah aktivitas akademis mereka.
“Melihat teman-teman yang kesulitan mencari penghasilan di sela-sela kuliah, kami mencoba memberikan solusi melalui Ojek Campoes. Ini adalah cara agar mereka bisa tetap produktif tanpa mengganggu kuliah,” jelas Albi saat diwawancarai awak Sketsa (7/9).
Didirikan oleh orang yang sama, Campoes Group telah berdiri sejak 2020 silam. Albi terinspirasi dari universitas lain yang mendorong mahasiswanya untuk berwirausaha. Maka dari itu, ia mendirikan Campoes Group dengan tujuan mewadahi teman-teman mahasiswa yang belum terberdayakan. Sebagai induk perusahaan, Campoes Group menaungi sepuluh merek yang beroperasi melalui kerja sama dengan para manajer lainnya. Namun, tidak semua usaha selalu berjalan mulus. Salah satu permasalahan yang dihadapi Ojek Campoes adalah persaingan dengan Jeksoed yang juga diinisiasi oleh mahasiswa Unsoed. Pihak Ojek Campoes menyayangkan bahwa Jeksoed menawarkan layanan transportasi dan pengiriman dengan skema yang hampir sama, sehingga menciptakan kompetisi di antara kedua layanan.
“Kami berupaya tetap menjunjung persaingan yang sehat. Meskipun Jeksoed beroperasi dengan model yang hampir serupa, kami yakin pendekatan yang lebih personal dan jalinan relasi erat dengan pelanggan adalah kekuatan kami,” ungkap Albi.
Ojek Campoes memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran utama. Strategi yang pertama berupa pendekatan Zero Marketing selama satu tahun pertama. Melalui media sosial X, mereka membuat campaign marketing dan menawarkan layanannya melalui akun resmi Ojek Campoes. Mereka juga memanfaatkan akun X @unsoedfess_ yang merupakan komunitas mahasiswa Unsoed. Dengan mengunggah cuitan promosi, Ojek Campoes mampu menarik pengguna dari kalangan mahasiswa Unsoed. Mereka pernah bereksperimen dengan Instagram Ads, tetapi hasilnya kurang efektif. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk tetap fokus pada pemasaran melalui X.
Selain promosi di media sosial, Ojek Campoes pun berusaha membangun hubungan yang baik dengan para penggunanya. Salah satu caranya adalah dengan memastikan para driver bersikap ramah kepada para pengguna. Misalnya mengajak para pengguna mengobrol bersama, supaya Ojek Campoes dikenal dengan citra ramah.
Di samping pelayanan yang direncanakan, Ojek Campoes juga menghadapi tantangan operasional. Meski memiliki omzet yang cukup besar, keuntungan bersih yang diperoleh sangat tipis dengan sebagian besar dana dialokasikan untuk operasional. Meskipun demikian, motivasi para pengelola tetap kuat berkat respon dan penilaian para pengguna yang positif.
“Salah satu driver kami mengatakan (dia) bisa membiayai kuliah dan hidup sehari-hari dari hasil narik Ojek Campoes. Ini membuat kami yakin bahwa usaha ini lebih dari sekadar bisnis, tapi juga memberikan dampak sosial,” ujar Albi (7/9).
Albi menyampaikan bahwa Ojek Campoes berencana mengubah struktur bisnis mereka menjadi koperasi yang dimiliki oleh mahasiswa Unsoed. Meskipun para pendirinya telah lulus, Albi berharap dengan langkah ini Campoes Group akan terus berlanjut.
“Kami ingin menciptakan sesuatu yang bertahan lama, yang bisa menjadi warisan bagi mahasiswa Unsoed di masa depan,” jelasnya.
Reporter: Rizqy Noorawalia Febryanni, Nahla Nabila Auza, Olga Laura Welly, Vitaloka Dwi Az-Zahra, Miqda Al Auza’i
Editor: Zahra Nurfitri Laila