Oleh Alil Saputra*

Ayam hitam ayam cemani
Ayam mahal jangan dipukul
Memang rajin para petani
Pagi buta sudah mencangkul
Ayam jago sudah berbunyi
Maka Surya akan muncul
Sayang betul si ibu tani
Jinjing rantang gendong bakul
Anak ayam terinjak kaki
Untung saja tidak mati
Patuh-patuh anak petani
Bisa prihatin dengan kondisi
Anak ayam jatuh ke kali
Bukannya diangkat malah digebuk
Harmonisnya keluarga petani
Makan bersama di bawah gubuk
Ayam jago dibawa ke kota
Dibawa bapak menggunakan sepeda
Terlihat nikmat makanan mereka
Meski hanya sambal terasi dan lauk peda
Maling ayam jangan dihajar
Mending dibawa ke pengadilan
Dari mereka kita belajar
Yang sederhana lebih berkesan
Induk ayam beli di Afrika
Dibeli juga angsa dan domba
Terlihat semringah wajah mereka
Padi menguning, panen telah tiba
Ayam mati kena bisa
Terpatuk ular yang sembunyi
Tampak rukun orang desa
Ikhlas bantu gepyok padi
Ayam itu vertebrata
Begitu juga dengan anjing
Pepatah lama pernah berkata
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
Ayam kampung tampak tinggi
Ayam Kate tak sedengkul
Selesai sudah panen padi
Tinggal dijual ke pengepul
Lihat ayam masuk ke peti
Hendak dibawa ke Kamerun
Memang kasihan nasib petani
Di pengepul harga malah turun
Bulu ayam dibuat simpul
Untuk dijual ke kompeni
Ingin bertanya pada pengepul
Apa tak kasihan dengan petani?
Ayam leghorn memakan roti
Ternyata rotinya mengandung alkali
Bisa-bisanya seenak hati
Naik turun harga tanpa peduli
Bulu ayam warna-warni
Sayang saja tak bau wangi
Tapi hebat para petani
Tetap bersyukur meski dicurangi
Lebah-lebah punya antup
Kaki bertanduk ayam punya
Begitulah petani hidup
Di negeri yang begitu kaya
Ayam itu tak bisa menjilat
Apalagi untuk mengerat
Wahai pemimpin coba lihat
Nasib petani yang makin melarat
Bulu ayam berwarna kontras
Bulu ayam tak sehalus kapas
Jangan sampai engkau impor beras
Yang sebabkan petani sulit bernapas
Induk ayam terkenal keji
Jika anaknya dibawa lari
Saat mencalon kau berjanji
Saat menjadi malah lupa diri
Ayam Serama punya Pak Camat
Laku dijual ke advokat
Wahai pemimpin coba ingat
Berapa janji yang sudah diperbuat
Senja tiba ayam istirahat
Tak lupa ia cari tempat hangat
Jangan sampai terlanjur sekakmat
Baru ingat pada akhirat
Surya tenggelam di senja hari
Ayam-ayam tak tampak lagi
Mari kembali mawas diri
Mari peduli pada rakyat sendiri
Surya sudah tak terlihat lagi
Ayam pun sudah lelap dalam mimpi
Kita negeri yang penuh petani
Yang bangun pagi tuk menumbuk padi
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman