Kamisan Tutup September Hitam

Sebagai penutup dari rangkaian Aksi September Hitam, BEM Unsoed menggelar Aksi Kamisan di Pendopo PKM Unsoed, Kamis (30/9). Foto: Gilda Bernike Erasti A.
Koordinator Lapangan Aksi Kamisan, Bagus Hadikusuma, menjelaskan aksi ini digelar sebagai bentuk tuntutan kepada pemerintah untuk mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu dan juga kasus pelanggaran HAM yang dialami oleh sejumlah pegawai KPK yang diberhentikan karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan, Kamis (30/9). Foto: Gilda Bernike Erasti A.
Diketahui Aksi Kamisan telah dilakukan selama empat minggu terakhir di berbagai titik strategis kota, namun sebagai penutup, Aksi Kamisan kali ini digelar di pendopo PKM agar terasa lebih hikmat terlepas dari sulitnya mengurus perizinan kepada pihak berwenang. Aksi ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari BEM Unsoed dan berbagai BEM Fakultas, Kamis (30/9). Foto: Gilda Bernike Erasti A.
Rangkaian aksi diisi oleh sejumlah penampilan musikalisasi puisi dan orasi mahasiswa, kemudian ditutup dengan doa untuk para korban pelanggaran HAM. Aksi ini juga sarat dengan pesan-pesan simbolik, Kamis (30/9). Foto: Gilda Bernike Erasti A.
Diawali dengan aksi yang dimulai pada pukul 5 sore dan selesai pada pukul 7.30 malam, mengartikan bahwa mahasiswa akan terus mengawasi proses penyelesaian kasus pelanggaran HAM oleh pemerintah, tidak peduli waktu terang atau waktu gelap, Kamis (30/9). Foto: Gilda Bernike Erasti A.
Kemudian, terdapat replika makam yang menyimbolkan para korban pelanggaran HAM. Ada pula lilin-lilin yang dinyalakan sebagai bentuk pengharapan akan adanya titik terang berbagai kasus pelanggaran HAM, di akhir acara lilin tersebut ditiup sebagai bentuk bahwa harapan tersebut sudah dipanjatkan, Kamis (30/9). Foto: Rofingatun Hamidah.
Terlepas dari tuntutan aksi kepada pemerintah agar berbagai kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu dapat segera dituntaskan. Serta perlunya penguatan KPK sebagai institusi negara dan keadilan untuk para pegawai KPK yang telah diberhentikan. Bagus juga menyatakan bahwa aksi ini juga dibuat sebagai bentuk refleksi terhadap diri sendiri agar kita tidak melakukan pelanggaran HAM kepada siapa pun, Kamis (30/9). Foto: Gilda Bernike Erasti A.

Editor: Firliana Indah Safira

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *