Kue Lapis Menyatukan Mahasiswa dengan Masyarakat

Penampilan dari Kentongan Andhang. Foto: Tefur Nur Rohman
Penampilan dari Kentongan Andhang. Foto: Tefur Nur Rohman

PURWOKERTO-“Kue lapis tidak hanya dimakan mahasiswa, semua kalangan bisa memakan kue lapis. Itu sebabnya acara ini dinamakan Kue Lapis karena kami mau menyatukan antara mahasiswa dan warga,” tutur Abel, salah satu panitia Kue Lapis saat ditemui tim lpmsketsa.com. Acara yang bertempat di Lapangan Grendeng, Purwokerto bertajuk “Balegenggong Nusantara”.

Balegenggong Nusantara memiliki arti tempat untuk menampilkan segala budaya nusantara bertujuan agar mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus dapat berbaur dan saling berdampingan. Masyarakat sekitar menyambut antusias acara tersebut, bahkan merasa sangat senang karena telah dihibur “Saya senang ada acara ini, mau lihat pertunjukan disini untuk hiburan,” ungkap Kartika (30) salah satu warga.

Grup Kentongan Andhang yang merupakan gabungan dari berbagai kelompok kenthongan di Banyumas, menjadi puncak dari acara tersebut. Berbagai pertunjukan seperti tarian khas dari beberapa daerah di Indonesia turut meramaikan. Tidak hanya itu, warga sekitar pun turut mengisi panggung Kue Lapis ini, seperti gerak dan lagu dari murid TK Aisyiyah.

Masyarakat dan mahasiswa melebur menjadi satu, bersama-sama menikmati tontonan apik yang disuguhkan. Sambil menikmati kesenian, di sekitar panggung disediakan pula berbagai macam jajanan yang ditawarkan oleh para pedagang kaki lima. Sesuai dengan tema, jajanan yang ditawarkan adalah makan khas dari berbagai daerah di Indonesia. “Panitia sengaja menyediakan tempat untuk pedagang, karena budaya tidak hanya sekedar kesenian, tapi kuliner (juga-red) merupakan kebudayaan,” pungkas Abel.

Pesta rakyat ini dipersembahkan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) FISIP Unsoed untuk kedua kalinya. Kali ini “Kue Lapis” bekerja sama dengan Karang Taruna Gema Purwantara 2 Kelurahan Grendeng Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas.

Sebelumnya, Karnaval siswa SD se-Grendeng menandai dibukanya acara tersebut dengan bermacam-macam seragam sekolah, ada yang merah putih, batik, dan pramuka. Meriahnya penampilan Setiardji dan kembang api yang menghiasi langit Grendeng menjadi penutup pertunjukan seni ini. (Imma Mahmudah, Mustiyani Dewi)

Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com.

redaksi

beritaunsoed.com adalah sebuah media independen yang dikelola oleh LPM Sketsa Unsoed dan merupakan satu-satunya Lembaga Pers Mahasiswa tingkat Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto.

Postingan Terkait

Luncurkan Komunitas Baru, Girl Up Unsoed Hadir Ajak Mahasiswa Ikut Berperan

Oleh: Widyana Rahayu Girl Up Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), bagian resmi dari gerakan global Girl Up…

Lengger Bicara 2025: Upaya Merangkul Pelaku Seni dan Pelestarian Budaya di Banyumas

Oleh: Farah Fauziah Lengger Bicara kembali hadir menyapa masyarakat Banyumas setelah mencetak rekor MURI dengan 10.000…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan Lewatkan

Luncurkan Komunitas Baru, Girl Up Unsoed Hadir Ajak Mahasiswa Ikut Berperan

Luncurkan Komunitas Baru, Girl Up Unsoed Hadir Ajak Mahasiswa Ikut Berperan

Kotaku Purwokerto

Kotaku Purwokerto

Menyambut Temu

Menyambut Temu

Luka yang Tak Bernama

Luka yang Tak Bernama

Penyelam Mariana

Penyelam Mariana

Cermin Bangsa Retak oleh Nafsu Kuasa

Cermin Bangsa Retak oleh Nafsu Kuasa