Sebuah Coretan Untuk Bangkit

Patung Pak Dirman dan kudanya masih menantang langit menjadi simbol kegigihannya untuk melawan penjajahan di negeri ini. Namun nampaknya  ditanggal 20 Mei 2010, ia menjadi saksi atas keheningan mahasiswa Unsoed. 20 Mei merupakan momentum sejarah yang penting untuk bangsa Indonesia. Di tahun ini nafas-nafas perjuangan untuk bangkit dari keterpurukan yang dipertaruhkan pada masa lampau kurang dirasakan dalam diri pemuda saat ini.

Peran pemuda untuk masyarakat sekitar  dan negara ini banyak diakui oleh beberapa orang mengalami penurunan. ( ada kutipan langsungnya). Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan dan peka terhadap lingkungan sekitarnya menjadi sebuah hal yang kurang diminati rupanya. Padahal jika kita mencoba mengulas/membaca kembali sejarah, peran pemuda-pemudi amatlah berpengaruh dalam perjalanan negara Indonesia sampai saat ini.  Beberapa diantaranya Perjuangan Boedi Utomo, lahirnya sumpah pemuda, peristiwa Tragedi Kemanusiaan Mei 98 dan lainnya yang mungkin tak tertulis, menjadi bukti perjuangan pemuda yang membawa langkah perubahan untuk masyarakat dan negeri ini.

Dan kebangkitan nasional adalah masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.  Dulu negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, telah menjadi keinginan dan impian para pemimpin dan rakyat sehingga mereka bersedia berkorban apa saja demi memperjuangkannya.

Namun ironisnya disaat kita sudah merdeka dari penjajah, keinginan dan semangat-semangat pemuda khususnya mahasiswa saat ini  makin mengalami penurunan. Padahal kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan justru lebih banyak dibandingkan dengan pemuda-pemudi yang tidak mendapat kesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Sebagian besar yang ada di kampus kita hanya sibuk dengan urusan-urusan akademik dan urusan-urusan personalnya, serta masih kurang menyeimbangkan apa yang ia dapatkan untuk lingkungannya terlebih negaranya.

Memang saat ini belum saatnya lagi kita berperang melawan penjajah dengan gotongan senjata, namun penjajah di era ini justru penjajah-penjajah dengan sejata otak manusia. Upaya-upaya pembodohan, konstruksi kemalasan, tekanan-tekanan ekonomi adalah bagiandari “musuh-musuh” kita yang harus kita perangi. Jika hal tersebut kita abaikan, maka tanpa kita sadari kita akan kembali terjajah dalam kurun waktu yang panjang. Keinginan dan semangat perjuangan untuk merdeka danbersatu seharusnya tertanam dalam diri kita. Misalnya mampu menganalisis hal-hal yang menjadi akar permasalahan dalam masyarakat sekitar kita dan mencoba mencari solusi atas permasalahan tersebut menjadi salah satu upaya bentuk perjuangan. Dan yang harus dilakukan yakni terus menggali pengetahuan baik di bangku kuliah maupun di luar itu  tapi tidak menutup mata pada apa yang terjadi di lingkungan.

Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *