PURWOKERTO-“Emang tempatnya di sana (luar gerbang belakang Gedung Auditorium Graha Widyatama Unsoed-red), tapi kita boleh masuk, paguyuban aja pada masuk. Kita ngga izin, tapi ngga ada larangan,” ungkap Yani dan Njen, anggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Tidak hanya KAMMI, sejumlah Ormas dan paguyuban terlihat memasuki area Gedung Auditorium Graha Widyatama Unsoed pada saat registrasi fisik mahasiswa baru Unsoed jalur SBMPTN, Senin (3/8).
Surya, salah satu Koordinator Lapangan (Korlap) registrasi fisik mahasiswa baru, mengungkapkan bahwa BEM-U sudah menetapkan aturan bahwa posisi Ormas dan paguyuban seharusnya berada di luar area Auditorium Graha Widyatama Unsoed. “Sebenarnya, untuk Ormas dan paguyuban itu ada di luar pagar. Karena notabenenya, dua jenis organisasi tersebut bukan organisasi legal Unsoed, itu yang pertama. Yang kedua, soalnya kami lebih memprioritaskan buat yang pertama itu fakultas, yang kedua UKM, baru Ormas sama paguyuban,” jelas Surya, Koordinator Lapangan (Korlap) registrasi fisik mahasiswa baru.
Pihak KAMMI mengaku pernah mendapat briefing dari panitia mengenai adanya peraturan tersebut pada registrasi fisik mahasiswa baru jalur SNMPTN. Namun, untuk registrasi fisik jalur SBMPTN, mereka tidak mendapat briefing dari BEM-U. ”Waktu registrasi sebelumnya (registrasi fisik jalur SNMPTN–red) sih gitu peraturannya. Kita cuma boleh di luar (gerbang belakang Gedung Auditorium Graha Widyatama Unsoed-red). Tapi, kalo yang sekarang ngga ada briefing dari mereka (BEM-U-red), dari BEM-U juga ngga ada teguran,” ungkap Yani.
Sementara itu,Ketua Keluarga Mahasiswa Banyumas (KMB) Widyo mengaku telah mendapat izin dari Korlap untuk dapat masuk ke dalam area Auditorium Graha Widyatama Unsoed. “Tapi aku tadi udah bilang ke Korlap, dibolehin,” jelasnya.
Saat dikonfirmasi, Putra, Korlap lainnya, membenarkan hal tersebut. “Bukan ngga boleh masuk, cuma ngga boleh mengganggu wilayah UKM sama fakultas. Asal ngga ganggu alurnya aja,“ ungkapnya.
Menurut Surya, ketidaksamaan sikap dalam mengoordinasi Ormas dan paguyuban dikarenakan terdapat beberapa Korlap volunteer. “Kalo mereka (Ormas dan paguyuban-red) ketahuan sama Korlap, nanti biasanya kami minta untuk keluar. Mungkin yang tadi mengizinkan ormas dan paguyuban masuk itu volunteer Korlap. Volunteer Korlap itu Korlap sukarela yang kita (BEM-red) ambil dari temen-temen pendamping dan untuk masalah Korlap yang mengizinkan ormas dan paguyuban masuk nanti akan kami bicarakan secara internal,” terang Surya. (Diana Nabila/Laily Uswatun)
Berita ini sudah melalui proses revisi berdasarkan pengaduan/hak jawab dari narasumber kepada redaksi LPM Sketsa
*LPM Sketsa menerima hak jawab, kritik, dan saran melalui infosketsa@yahoo.com, komentar pada halaman beritaunsoed.com, atau official number LPM Sketsa 089644110890