Aksi Mimbar Bebas: Refleksi terhadap Isu di Dunia Buruh dan Pendidikan

Oleh: Helmalia Putri

Foto: Putri Sabhrina

Bertepatan dengan momentum Hari Buruh Internasional pada 1 Mei dan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei kemarin, serta hasil konsolidasi yang dilakukan beberapa kali; segenap BEM universitas, Organisasi Mahasiswa (Ormawa), dan elemen-elemen lainnya yang ada di Banyumas melakukan aksi mimbar bebas pada Jumat (3/5) bertempat di alun-alun Purwokerto. Tajuk yang dibawakan berisi dua seruan: ‘Naikkan Upah Buruh dan Berikan Pendidikan Gratis untuk Menunjang Kesejahteraan Umum Rakyat Indonesia’. Ada beberapa tuntutan dari gagasan tersebut, di antaranya yaitu mudahkan akses pada aspek pendidikan, pencabutan UU Ciptaker, dan naikkan upah buruh.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk seruan terhadap pemerintah yang dirasa masih melangsungkan pengkerdilan terhadap buruh-buruh yang ada di Indonesia serta komersialisasi terhadap dunia pendidikan, khususnya pada tingkat universitas. Selain itu, aksi tersebut sekaligus merupakan momentum peringatan terhadap Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional. Seperti yang disampaikan oleh Izaaz selaku koordinator lapangan  (Korlap) 3, tujuan dari aksi tersebut yakni untuk membuat seluruh elemen masyarakat tahu bahwa Hari Buruh dan Pendidikan sudah disuarakan. 

Arak-arakan massa aksi yang melibatkan segenap BEM universitas, Ormawa, dan elemen-elemen lainnya yang ada di Banyumas mengatasnamakan diri mereka sebagai gabungan Mahasiswa Banyumas. Gabungan tersebut bertolak dari UIN SAIZU sekitar pukul 15.17 WIB sebagai titik kumpul awal, lalu bergerak menuju alun-alun Purwokerto untuk menyuarakan aspirasi-aspirasi terhadap pemerintah. Sesampainya di alun-alun pada pukul 15.24 WIB, sebagai bentuk seruannya, serta dikarenakan aksi tersebut merupakan mimbar bebas, setiap perwakilan dari BEM universitas, Ormawa, serta elemen-elemen lainnya turut serta memberikan orasi, opini, serta curahan hati mengenai keresahan-keresahan terhadap dunia buruh dan pendidikan yang semakin hari kian tak masuk hati nurani. 

Aksi dengan estimasi massa 40-50 orang tersebut dikawal ketat oleh aparat kepolisian setempat guna mengamankan jalannya acara. Aksi dilakukan tepat di depan alun-alun Purwokerto yang kemudian berpindah menuju ke depan Kantor Bupati Banyumas pada pukul 16.52 WIB. Izaaz menyampaikan, perpindahan tersebut dikarenakan situasi yang kurang kondusif. Selain itu, M. Hafidz Baihaqi selaku perwakilan BEM Unsoed mengatakan perpindahan tersebut dilakukan guna mendapat atensi dari pemerintah Banyumas dan masyarakat yang ada di lokasi aksi atas aksi yang dilakukan pada hari ini.

Foto: Putri Sabhrina

Aksi yang dilakukan massa kali ini bukan merupakan aksi baru, disampaikan juga bahwa aksi tersebut akan dilakukan di tahun-tahun berikutnya. Dalam pemaparannya, Izaaz menuturkan bahwa jadwal aksi berikutnya akan disepakati berdasarkan hasil konsolidasi. Ia pun mencukupkan mimbar bebas kali ini dan menyebutkan agenda selanjutnya adalah pasca peringatan Hari Reformasi. “Tahun-tahun selanjutnya tentu bukan sebuah janji, melainkan sebuah harapan untuk bisa kita masyarakat Banyumas bersama mahasiswa bisa konsisten dan konsekuen dalam mengawal isu-isu pendidikan dan perburuhan. Jadi, kita bukan merayakan harinya, tapi merayakan dan memperingati sebagai persoalan yang ada di baliknya,” terang M. Hafidz Baihaqi.

Capaian yang diharapkan dari aksi ini adalah agar masyarakat dan pemerintah mengetahui keadaan upah dan pendidikan yang terjadi saat ini. Massa juga berharap masyarakat menjadi sadar, konsisten, dan lebih ingat bahwa ada isu-isu yang perlu dikawal bersama.  Izaaz menyatakan sebab aksi kali ini merupakan mimbar bebas, jika sudah pasti, akan dilaksanakan tuntutan kepada DPRD Kabupaten. Tuntutan tersebut di antaranya yaitu naikan gaji buruh, pencabutan UU cipta kerja, dan juga gratifikasi pendidikan.  

Aksi berlangsung aman dengan pengawalan oleh aparat kepolisian setempat. Aksi berakhir pada pukul 17.29 WIB setelah sebelumnya koordinator lapangan melakukan penutupan. Massa membubarkan dirinya masing-masing dengan tercapainya seruan aksi kali ini.

Reporter: Putri Sabhrina, Monica Merlyna Puspitasari, Gauri Indah Sukmawati, Helmalia Putri

Editor: Zahra Nurfitri Laila

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *