Jangan Takut Jadi Petani, Pemuda!

Jangan Takut Jadi Petani
Jangan Takut Jadi Petani

Oleh: Rachma Amalia

PURWOKERTO-Sabtu(22/03), Sekitar pukul 8.00 WIB, gerimis kecil pun turun menemani para petani yang memulai kesibukannya di ladang persawahan di sekitar Jl.Gunung Slamet, Purwokerto Utara. Hujan dan panas memang selalu menemani mereka untuk memproduksi makanan pokok bangsa ini. Walau sudah tak muda lagi, semangat untuk merawat para pasukan padi tak pernah pudar. Karena memang hidup mereka sangat tergantung pada pasukan padi.

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di gedung Soemardjito, dimana Air Conditioner menyejukkan semua pengunjung yang ada di gedung itu, tak peduli di luar hujan atau panas. Terlihat banyak orang yang mengantri untuk mengisi daftar hadir sebelum memasuki gedung yang sejuk itu. Tujuan kedatangan mereka cuma satu, menyaksikan talk show ‘Pemuda dan Kedaulatan Pangan’ yang diadakan oleh LPM Husbandry Fakultas Peternakan Unsoed.

Tepat pukul 9.30 WIB, acara talk show pun dimulai. Pengunjung pun dengan bekal beberapa jajanan pasar dan secangkir kecil kopi hangat yang disediakan oleh panitia, dengan antusias menyaksikan talk show yang membahas tentang pangan ini. Mayoritas pengunjung yang datang adalah anak muda, generasi yang katanya penerus bangsa.

Namun sayangnya, dari ke lima pembicara, 4 diantaranya tak bisa hadir, termasuk bapak Ganjar Pranowo S.H selaku gubernur Jawa Tengah, dan 3 pembicara lainnya yang tak dapat hadir mengirimkan perwakilannya sebagai pembicara.

Kebutuhan pangan di nusantara sangatlah tinggi, terutama pada panganan pokok seperti nasi. Pola hidup konsumtif orang Indonesia sangat tinggi, namun hal ini bertolak belakang dengan keadaan cadangan pangannya yang masih minim. Indonesia yang dikenal dengan tanahnya yang subur dan kaya akan sumber hayati ternyata saat ini belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya sendiri.

Dalam talk show tersebut, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kedaulatan pangan adalah hak bangsa dan negara untuk memproduksi pangan secara mandiri, dan menentukan sistem peternakan dan pertanian. Sayangnya, Indonesia belum sepenuhnya memiliki hak ini. Hal ini disebabkan oleh prasarana distribusi pangan di Indonesia yang belum aman, kualitas regulasi belum maksimal, dan angka kemiskinan yang terus bertambah.

Nilai impor Indonesia 10 kali lipat lebih tinggi dibanding nilai ekspor. Nilai ekspor terbesar berasal dari sektor perkebunan kelapa sawit. Namun miris, sebagian besar perkebunan kelapa sawit yang ada di bumi pertiwi adalah milik investor asing. Indonesia tampak malas untuk mengolah tanah suburnya.

Lalu, dimana para generasi penerus bangsa itu? Menurut bapak Ir. Agung Prasetya dari Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), masih banyak anak muda yang beranggapan bahwa menjadi seorang petani atau peternak tidak akan membawa prospek yang baik untuk mereka. Karena rata-rata petani di Indonesia masih memiliki latar pendidikan yang rendah, dan masih menggunakan cara-cara tradisional dalam mengelola lahannya.

Hal yang perlu dilakukan oleh pemuda, terutama mahasiswa, saat ini adalah bagaimana sikap pemuda dalam memperjuangkan kedaulatan pangan di negerinya sendiri. Ghanis Ginanajar Setya selaku ketua panitia talk show tersebut, yang juga merupakan salah satu anggota LPM Husbandry ini menyatakan bahwa sikap pertama yang harus dimiliki pemuda adalah kesadaran diri. Kesadaran akan pentingnya ketahanan dan kedaulatan pangan. Menurut Ghanis, petani muda bukanlah seorang buruh, melainkan petani yang mengerti bagaimana menjadi petani yang baik dan benar. Petani muda juga harus lebih produktif dan lebih bisa mengelola.

Mahasiswa sebagai bagian dari pemuda itu sendiri, juga memiliki tantangan untuk meyakinkan masyarakat bahwa prospek bertani itu sangat menjanjikan. Untuk mewujudkannya, mahasiswa harus berinovasi dalam mengelola SDM dan SDA, memperdayakan para petani lain dengan baik, dan melakukan penyuluhan tentang produktivitas. “Nggak perlu malu buat jadi petani, karena prospeknya menjanjikan,” papar Ghanis. (Rachma Amalia/Bella Nindita)

Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *