Kecamatan Lain Juga Harus Kreatif Promosikan Diri

Salah satu peserta Sokaraja Night Carnival 2014 ( Foto: Nurhidayat )
Salah satu peserta Sokaraja Night Carnival 2014 ( Foto: Nurhidayat )

SOKARAJA–Ada yang menarik di Kecamatan Sokaraja di malam takbir Idul Adha 1435 H, ribuan orang berkumpul memadati Jalan Raya Supardjo Rustam mulai pukul 19.00 Sabtu malam, 4 Oktober 2014, hingga tengah malam. Mereka berdesakan di kanan dan kiri jalan. Di tengahnya, pelajar, karang taruna, dan kelompok batik yang ada di Sokaraja berbaris dengan kostum dan dandanan unik bernuansa batik. Mereka adalah peserta Sokaraja Night Carnival  2014 yang terbagi dalam sembilan belas kelompok.

Saat karnaval dimulai dan seluruh peserta mulai berjalan, banyak sekali pengunjung yang membidikkan kamera gawai maupun kamera “sungguhan” ke arah peserta karnaval yang melintas, bersiap menekan rana. Warna batik yang cerah, motif yang unik, dan modifikasi kostum batik yang kreatif menjadi incaran bidikan. “Ih, itu lucu. Poto, poto!” celetuk salah satu pengunjung kepada temannya ketika peserta karnaval melintas.

Tidak jauh dari garis start karnaval, didirikan 36 tenda putih berhias lampu dan batik. Ketika mendekat, tabuhan beduk, dan alat pukul lainnya terdengar mantap. Di bawah tenda itu, 36 kelompok tabuh bedug dari 18 desa di Sokaraja menampilkan keahliannya dalam seni menggebug bedug.

Lantunan dan tempo dari tiap kelompok pun beragam. Ada yang mengumandangkan takbir, shalawat, dan mengubah nada lagu pop menjadi lagu religi Islam. Mereka memperebutkan posisi tiga besar dalam lomba bedug Sokaraja Night Carnival . “Hadiahnya kambing,” tutur Lasno, koordinator tim bedug Masjid Nurul Aromah, Pamijen, Sokaraja, Banyumas.

Sokaraja, salah satu kecamatan di Banyumas, mulai mempromosikan diri lewat karnaval sejak 2013. Suwondo Geni, Sekretaris Kecamatan Sokaraja sekaligus Ketua Panitia Sokaraja Night Carnival 2014, menjelaskan bahwa promosi Sokaraja perlu digencarkan. Menurutnya, kecamatan dengan 90.000 penduduk yang terbagi di 18 desa ini memiliki potensi yang jika dipromosikan dengan baik akan berbuah baik bagi penduduknya.

“Sentra batik dan makanan khas Banyumas banyak yang terletak di Sokaraja. Kecamatan harus membantu promo (secara masal–red) dengan kegiatan yang unik,” tutur Suwondo.

Dengan tema “Apresiasi Batik Carnival dan Parade Bedug”, Sokaraja Night Carnival II diharapkan dapat menjadi sarana hiburan dan promosi bagi warganya. “Semoga di bulan (yang juga di dalamnya ada–red) hari batik dan Idul Adha dapat meningkatkan kreativitas warga, produksi batik Sokaraja, dan (Sokaraja–red) dapat dikenal secara luas,” tambah Suwono.

Bupati Banyumas Ahmad Husein, yang juga hadir dalam acara, berharap kecamatan lain bisa ikut dalam kegiatan semacam ini. “Besok, bagian sana yang masih kosong bisa diisi sama kecamatan lain,” ucapnya ketika sambutan. Senada namun tak sama, Suwondo berharap kecamatan lain bisa mempromosikan keunikan diri masing-masing dengan kegiatan sendiri. “Harapannya ya, kecamatan lain seperti Sumpiuh, Baturraden dan lain-lain, potensinya dipromosikan juga dengan kegiatan yang lebih unik,” jelasnya. (Sucipto)

Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *