PURWOKERTO-Setelah dikenakan tiket masuk, Gor Soesilo Soedarman (biasa disingkat dengan Gor Soesoe) milik Universitas Jenderal Soedirman mengalami perubahan yang signifikan. yaitu menurunnya pengunjung Gor secara drastis. Walaupun tidak ada data kuantitas yang pasti, namun hal itu diakui oleh Narso, pengelola sekaligus penjaga Gor Soesoe.
“Sejak diberlakukannya tiket masuk, pengunjung sekaligus pengguna fasilitas ini mengalami penurunan tiap harinya, ” tambah Narso. Di sisi lain, wajah dari Gor yang memiliki lintasan karet ini juga terlihat kurang terawat.
Informasi yang dihimpun menyatakan, alasan Gor Soesoe dikenai harga tiket masuk karena tidak adanya pemasukan uang dari penggunaan fasilitas ini ke pusat kendati banyak event olah raga dari dalam dan luar Unsoed. Akhirnya kepengurusan Gor Soesoe dipindahtangankan ke UPT dikarenakan kurang menguntungkan.
Dengan alasan di atas pengguna fasilitas ini yang notabenenya mahasiswa Unsoed dikenai biaya tambahan sebesar 1500 rupiah untuk dapat menikmati fasilitas ini. Maria, mahasiswi FISIP angkatan 008 yang terlihat jogging di luaran Gor Soesoe, ketika dikonfirmasi perihal tiket masuk GorSoesoe ini, tidak ambil pusing dengan masalah tiket masuk, menurutnya olahraga dapat dilakukan dimana saja selama bertujuan menyehatkan. Masihmenurut Maria, harga yang dipatok tidak sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan “lagian isinya cuma gitu-gitu aja,” tambahnya.
Lengangnya kawasan sekitar Gor mengindikasikan menurunnya minat mahasiswa untuk berolahraga. Dibanding ketika Gor Soesoe belum dikenai tiket masuk, bisa dipastikan ramai orang erolahraga tiap pagi dan sore hari. Ironis memang, kebijakan yang diharapkan mampu memperbaiki fasilitas olahragajustru menurunkan minat penggunanya. Bahkan, perbaikan yang nyata pun belum terlihat tampak di GorSoesoe sampai saat ini.(Arbie)
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com.