Oleh: Mustiyani D.K dan Imma Mahmudah
Sejuknya udara pagi Sikapat, daerah di atas Curug Ceheng yang masuk dalam Kecamatan Sumbang mampu merenggangkan otot-otot yang penat ditempa kesibukan sehari-hari. Sekitar satu kilometer dari Tempat Wisata Curug Ceheng , dan setelah berkendara melewati beberapa rumah warga, Tim LPM Sketsa memasuki suatu wilayah denganjalan yang cukup sempit. sampailah kami (tim LPM Sketsa) padasebuah Sekolah Dasar, Sekolah Dasar Negeri Kecil Watujaran.
Sesuai dengan namanya, SD Negeri Kecil Watujaran tak seluas layaknya Sekolah Dasar lain di Purwokerto. Menurut Saptowuri Julianto, Kepala SD Kecil Watujaran, sekolah ini dibuat sebagai sarana warga Desa Sikapat memperoleh pendidikan dasar karena Sekolah Dasar yang ada cukup jauh letaknya, lebih dari satu kilometer, yaitu di SD Negeri 4 Gandatapa. Sekolah ini hanya mempunyai 6pengajar dan dua pengajar yang berasal dari sekolah lain, empat ruang kelasnya bahkan sejatinya hanya dua ruang yang tiap ruangannya diberi sekat sehingga tampak empat ruang kelas.Keterbatasan ruang kelas ini membuat proses belajar-mengajar kurang kondusif karena jika salah satu kelas gaduh maka kelas di sebelahnya akan terganggu. Jumlah murid yang hanya 77 siswa, diakumulasi dari jumlah siswa di kelas satu hingga kelas enam, membuat Sekolah Dasar inisedikit menerima dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah.
Melihat kondisi SD Kecil Watujaran, membuat Ikatan Himpunan Mahasiswa Matematika (Ikahimatika) Indonesia Wilayah IV tergerak. Tepatnya Sabtu, 11 April 2015, Ikahimatika Indonesia Wilayah IV datang dan berbaur bersama siswa-siswa disana. “Selain sebagai ajang mempererat silaturahmi antar Himpunan Mahasiswa Matematika Se-Jateng dan DIY kegiatan ini juga sebagai wujud pengabdian mahasiswa kepadamasyarakat, harapannya kegiatan ini bisa menunjukkan manfaat kita sekarang dandi masa mendatang”, ujar Ketua Format Himatika Unsoed Rifka Amelia.
Kegiatan bakti sosial ini diikuti oleh 31 mahasiswa dari 13 Himpunan Mahasiswa Matematika di Jawa Tengah dan DIY. SD Negeri Kecil Watujaran dipilih sebagai lokasi diadakannya kegiatan baksos ini atas rekomendasi dari Unit Pendidikan Kecamatan Sumbang. Selain letaknya cukup dekat dari lokasi penginapan, sekolah ini memiliki jumlah murid yang sedikit dan fasilitas sekolah yang masih kurang lengkap. “SD Negeri Kecil Watujaran dipilih selain karena dekat dari penginapan, SD ini memiliki jumlah murid yang sedikit dan fasilitasnya kurangya engga, tapi dibilang lebih ya belum”, lanjut Rifka.
Dalam bakti sosial dan kunjungannya, mahasiswa delegasi dibagi dalam dua kelompok.Kelompok pertama mengajar di dalam kelas, dan kelompok kedua mempersiapkan permainan di luar ruangan. Kebanyakan dari mahasiswa mengajarkan matematika di dalam kelas. Suasana di tiap ruangan berbeda-beda. Ada siswa-siswi yang sangat antusias belajar di dalam kelas, ada juga beberapa siswa yang mogok belajar.Ini merupakan tantangan bagi mahasiswa Ikahimatika.
Dengan fasilitas yang seadanya mahasiswa mencoba menarik perhatian siswa-siswa agar mereka mau belajar matematika. Tak hanya mengajar matematika, mahasiswa juga memberikan motivasi belajar kepada siswa-siswi yang ada di SD Kecil Watujaran.“Jadi karena kita jurusan matematika, kita fokusnya belajar matematika bersama siswa-siswinya dan memberikan motivasi serta memberikan beberapa alat kebersihan kepada sekolahnya”, ujar Fihri ketika ditanya di sela-sela games siang tadi.
Setelah selesai belajar matematika, anak-anak dikumpulkan di lapangan sekolah untuk mengikuti permainan yang telah disiapkan. Anak-anak sangat antusias dan terlihat ceria mengikuti beberapa permainan seru. Ada permainan menemukan pasangan untuk kelas satu dan kelas dua, bukan pasangan buat yang masih “jomblo“, melainkan mencari pasangan yang memegang kertas dengan bentuk bangun dasar dan warna yang sama. Ada juga games balap kelereng untuk kelas satu dan kelas dua. Saking antusiasnya ada beberapa siswa yang meminta kelereng kepada panitia, dengan wajah polosnya mereka mengerumuni salah satu mahasiswa yang memegang kelereng untuk lomba itu. Sementara itu, kelas tiga dan empat mengikuti lomba memasukkan paku yang terikat pada tali rafia yang diikatkan ke pinggangnya ke dalam botol minuman. Awalnya mereka harus berlari ke salah satu sisi dan kembali ke tempat awal mereka dan memasukkan paku. Belum sampai hitungan ketiga beberapa anak sudah berlari untuk memasukkan paku ke dalam botol, dan permainanpun diulang.
Takkalah dengan adik kelasnya, siswa-siswi kelas enam mengikuti lomba joged balon. Lomba ini terdiri dari dua personil yang memakai sebuah sarung dan balon dihimpitkan kepada kedua wajah mereka.Mereka harus berpindah dari garis start menuju satu sisi, dan kembali lagi ke posisi awal sambil joget ketika suara musik diputar. Ada juga beberapa panitia yang ikut menjadi peserta lomba itu.
Dari semua kegiatan itu, terlihat sekali keceriaan anak-anak dari SD Negeri Kecil Watujaran. Walaupun tidak seberapa, akan tetapi kegiatan yang dimotori Ikahimatika Indonesia Wilayah IV diharapkan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dan yang pasti mampu melebarkan senyum putra-putri kecil calon penerus bangsa.
Tulisan ini sebelumnya telah dimuat di lpmsketsa.com, dimuat ulang di BU (beritaunsoed.com) agar tetap bisa diakses oleh pembaca. Portal berita lpmsketsa.com resmi beralih ke beritaunsoed.com